gambar dari google
Keceriaan muncul di benak kami pada Jumat, 10 Juni 2011. Selain mengadakan perjalanan keluar kota, keceriaaan muncul karena baru saja menyelesaikan ujian. Sebagai mahasiswa yang berkutat dengan bahan kuliah, keceriaan semacam ini menjadi tanda sebuah babak pekerjaan usai. 

Keceriaan semacam ini tak mengurangi niat beberapa konfrater yang masih berkutat dengan salah satu mata kuliah yang diuji hari ini.

Pukul 8 waktu Jakarta, kami beranjak. Hari ini dan besok menjadi hari melegakan bagi sebagian warga Jakarta yang biasa mengadakan weekend. Jangan heran kalau jalanan mulai ramai dengan rombongan. Beruntunglah hari ini, kami keluar kota dengan suasana jalan tidak begitu macet. Biasanya Jumat siang dan sore, banyak mobil keluar kota.

Perjalanan dengan empat mobil hari ini menyenangkan. Rombongan pertama keluar dengan mobil L300 putih, lalu Kijang LSX. Dua kendaraan ini berjalanan beriringan. Ketika L300 berhenti untuk mengisi bahan bakar di POM bensin Rawamangun, mobil Kijang pun membuntut dari belakang.

Begitu juga, ketika L300 berhenti untuk kedua kalinya, di pinggir tol. Sebagian penumpang L300 kebelet buang air kecil. Jembatan layang di pinggir tol pun—dalam situasi mendesak—digunakan sebagai tempat membuang air. Tempat ini rupanya favorit bagi pengguna tol. Jejak-jejak sampah yang dibuang begitu saja pun tergeletak tak beraturan di situ. Inilah wajah Indonesia kita.

Sementara itu, rombongan kedua yang keluar dari rumah adalah L300 hijau dan L300 hitam (pick up). Dua mobil ini kompak. Semula L300 hitam yang mengangkut barang-barang camping mengikuti rombongan pertama. Dia mengikuti L300 hijau yang melaju terus ketika memasuki kawasan Rawamangun. Setelah diusut, ternyata sopir L300 hijau mengira, tiga mobil sebelumnya menunggu dia saja. Jadilah dua rombongan. Komunikasi memang penting dalam perjalanan jauh semacam ini.



Kemacetan terasa ketika memasuki daerah Sukabumi. Jalan sempit, kendaraan roda dua banyak, daerah pasar, daerah perusahaan air minum dan pabrik beberapa jenis minuman lokal. beberapa di antaranya adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Sukabumi 43159 Indonesia dan  PT kratingdaeng yang berlokasi di Jl. Pondokan no 48 Desa Babakan Pari, kecamatan Cicurug Sukabumi. Kondisi ini memicu macetnya jalanan. Truk besar yang mengangkut aqua keluar masuk. Masing-masing perusahaan mempunyai lebih dari dua truk dalam sehari. Kalikan saja dengan jumlah perusahaan yang beroperasi di kawasan ini.


Di sisi lain, kendaraan roda dua juga bergerak tak beraturan. Pengendara seenaknya saja menyalib di tiap tempat. Ada juga yang rekreasi di jalan. Satu keluarga (bapak, ibu, dan anak) bersantai-ria di atas motor dengan laju pelan. Tak berhelm karena mengira tidak ada polisi. Tak mengira bahwa jalan itu sarana publik, bukan tempat rekreasi.

Kendaraan angkutan barang dan angkutan penumpang di pasar juga tak kalah ruwet. Jumlah kendaraan tak sesuai dengan luas jalan. Jalan ke daerah wisata Batu Tapak, Cidahu, Sukabumi, amat sempit. Lebarnya lebih kurang 2 meter. Kalau tronton tentara lewat, kendaraan lain mesti menepi atau parkir saja di luar sisi jalan. Kendaraan angkutan pasar berhenti seenaknya saja sambil merebut penumpang.

http://www.batutapak.web.id/images/banners/batutapak.jpg
Namun, sopir di jalan ini boleh dibilang masih tertib. Mereka mendahulukan kendaraan pribadi dan kendaraan wisata. Kalau tidak begini, mana mungkin lalu lintas di jalan sempit ini lancar. Belum lagi kalau bis besar yang mengangkut tamu ke kawasan Kawah Ratu dan Gunung Salak macet. Jalan menanjak dan sempit mempersulit laju kendaraan. Tambah lagi kalau, pemilik rumah memarkir kendaraannya di ruas jalan. 

Perjalanan ke daerah Batu Tapak ini memang menantang. Prinsip hati-hati mesti dipegang. Dalam tiap perjalanan—ke mana pun—kiranya hal ini berlaku. Sebab, mengadakan perjalanan bukanlah jalan-jalan belaka. Perjalanan ke suatu tempat mengandaikan ada tujuan di baliknya. Selamat menikmati camping dan selamat datang di wisata camping Batu Tapak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. (bersambung).

Cempaka Putih 24 Juni 2011
Gordi Afri