Halloween party ideas 2015


FOTO, Gordi
Dalam rencana awal, waktu keberangkatan adalah setelah makan siang. Sekitar jam 2-an gitu. Ini berita yang saya dapat dari teman saya. Maka, saya pun sudah siap-siap mengatur jadwal pribadi saya. Pulang misa hari Minggu di paroki, baca-baca sebentar, siapkan kamera saku, mp4 plus untuk dengar musik, dan sebagainya. Lalu, saya pergi makan siang.

Rupanya jadwal keberangkatan itu tepat sekali. Mbak Ina datang 30 menit sebelum jam 2. Saya sudah menghabiskan menu pertama dan kedua dan sedang menghabiskan buah, ketika teman saya menelepon dari pintu utama rumah kami. Dia bilang kalau mbak Ina, sahabat kami, sudah datang. Kami memang rencananya naik mobil mbak Ina. Setelah makan buah, saya bergegas ke kamar untuk ambil kamera saku. Mbak Ina dan teman-teman sudah siap di depan rumah.

Saya kembali dan kami langsung jalan. Mbak Ina mengemudikan mobil. Kami 6 orang. Kami berempat, mbak Ina, dan seorang sahabat Italia. Namanya Giuseppe. Tiga orang duduk di depan dan tiga lainnya di belakang. Mobil ini besar. Bisa tampung 6 orang. Plus di bagian belakang yang tidak diisi kursi penumpang tetapi disediakan untuk barang-barang.

Saya duduk di bagian belakang, di samping kanan. Bisa lihat-lihat pemandangan. Meskipun saya lebih suka tidur kalau jalan jauh. Apalagi kalau mobilnya asyik. Nyaman untuk tidur. Tidak banyak oleng. Mbak Ina mengemudikan mobil dengan baik. Dia memang seorang sopir yang setiap hari mengemudikan mobil sendiri ke tempat kerja. Sayang, mbak Ina tidak mengemudi sampai kota Milan. Pas di tempat pemberhentian di jalan tol, Giuseppe mengambil alih kursi sang sopir.

Kami berhenti sebentar di sini. Minum air dingin. Saya memilih acqua. Di luar sedang panas. Matahari bersinar terang. Langit tampak biru sekali. Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan.

Giuseppe rupanya juga mengemudikan mobil bagus sekali. Dia memang orang Italia. Pasti sudah biasa dengan jalanan di Italia. Tapi, bukan itu rupanya yang jadi penentu. Dia malah bilang, kalau ini kali ketiga dia ke Milan. Jadi, belum tahu betul situasi jalanan di Milan. Di tol tentu saja tidak sulit. Kondisi mobil juga lah yang menentukan. Kata Giuseppe, “Ini mobil baru yah. Bunyi mesinnya halus. Pedal rem, gigi, dan gas juga tidak kaku.”
“Gak baru juga,” kata mbak Ina. “Lima tahunan.”

Wah lima tahun masih kelihatan baru yah. Berarti mbak Ina bisa merawat mobil ini dengan baik. Mobil dan alat bermesin lainnya memang bertahan lama jika tidak banyak pemakainya. Maksudnya, yang mengoperasikannya hanya satu atau dua orang. Mereka tentu tahu betul kondisi dan siasat mesin mobil.

Giuseppe kiranya tahu juga tentang ini. Dia langsung merasakan di kaki kiri dan kanannya kalau mobil yang dia kendarai sekarang adalah mobil yang bagus. Dalam kondisi bagus pula. Dengan itu, dia bisa berkendara dengan nyaman. Dan, karena itu, kami pun tiba di Milan dengan selamat.

Di kota Milan, mbak Ina berkomunikasi dengan temannya, panitia pesta. Setelah dua kali putar-putar di sekitar tempat acara itu, kami bertemu orangnya. Mobil kami langsung masuk parkiran khusus. Parkiran bagian dalam.

Kami lalu menurunkan perlengkapan yang kami bawa. Ada makanan juga rupanya. Selain perlengkapan budaya. Rupanya ini bukan sekadar nonton bareng juga. Ada acara lainnya juga. Nonton bareng hanya satu di antara sekian menu acara. Apakah acara yang lainnya? Sampai jumpa di tulisan berikutnya. (bersambung)

Salam dari Parma,
17/6/2015


Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.