Halloween party ideas 2015

asyik mendengarkan seorang pembiacara
Mendengar dan berbiacara adalah dua kata yang muncul dalam pertemuan kami dari 22-25 Juni ini. 

Dalam setiap sesi, kedua kata ini muncul. Kami memang memilih untuk MENDENGAR dulu baru BICARA. Kami memulai evaluasi akhir tahun kami dengan mendengar.

Mendengar perjalanan pengalaman kehidupan kami selama setahun. Suka-duka dibagikan semua. Setiap orang diberi kesempatan untuk berbagi. Dari yang paling baru tiba di Italia sampai yang sudah lama sekali. Maklum, kami sebagian besar adalah orang asing. Kami asing makanya pasti pengalaman kami menarik.

Dalam sesi berbagi ini, kami hanya mendengar saja. Hanya satu yang berbiacara, yang lainnya mendengar. Kata MENDENGAR ini penting maknanya bagi kami. Saya kira aspek ini bukan saja penting dalam kegiatan ini tetapi dalam setiap kehidupan bermasyarakat. Maka, kalau ada keributan dalam sidang DPR—misalnya—boleh jadi itu terjadi karena tidak ada aspek ini.
Kami memang tidak diibaratkan dengan anggota DPR. Tetapi, kami membuat pertemuan seperti anggota DPR yang membuat rapati tu. Kalau mereka ribut, kami tidak. Kami saling dengar.

Kami merasa, kami harus mendegar dulu baru kami biacara. Dan memang, sejak hari kedua, kami mulai bicara. Mengevaluasi perjalan kami. Mencari jalan terbaik untuk program kehidupan kami. Mencari cara terbaik agar studi kami berjalan lancar. Di sini ada debat, diskusi kelompok, dan laporan hasil diskusi.

Terima kasih untuk teman-teman semua. Saya mendengar, kalian berbiacara. Saya berbiacara kalian mendengar. Indahnya mendengarkan orang yang berbiacara. Mendengar menghalangi orang biacara ceroboh. Bahkan menghilangkan rasa ngantuk dalam sidang, apalagi sidang paripurna.

Desio-Milan 23//6/15
Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.