Halloween party ideas 2015

Untuk Apa Retret Ini? (5)
 
Peserta retret bisa menemukan tujuan kedatangannya
setelah berhari-hari hening sambil berdoa di rumah retret ini


Pertanyaan ini kiranya penting. Tidak boleh disepelekan. Sebab, jika tidak tahu tujuannya, retret ini sia-sia saja. Tidak ada namanya hanya coba-coba. Tidak! Mesti jelas tujuannya.

Tiap orang tentu bisa menafsirkan tujuannya. Atau tepatnya mengambil manfaat dari retret yang berlangung 31 hari atau sebulan ini. Sebab, semua memilih dan memutuskan untuk datang dan ikut ambil bagian dalam retret ini.

Saya sendiri menjawabnya begini. Untuk melihat kembali perjalanan hidup saya. Maka, untuk melihatnya lebih dalam dibutuhkan pertanyaan penuntun. Untuk apa saya hidup? Mana pilihan hidup saya? Mengapa saya memilih itu? Apakah pilihan itu sudah tepat? Apakah pilihan itu tidak bisa diubah? Apakah saya yakin dengan pilihan saya itu? Apakah untung-ruginya pilihan saya itu? Apakah tidak ada pilihan lain yang lebih menarik?

Semua pertanyaan ini menjadi pergualatan saya selama retret agung ini. Tentu saya sudah menyiapkan jauh sebelumnya. Saat retret tinggal diolah dan ditemukan jawabannya. Maka, harapan saya adalah semoga retret ini membantu saya menemukan jawaban yang tepat bagi saya. Lalu, maju terus dan memantapkan pilihan yang ada.

Bagi yang lain mungkin bermacam-macam. Bagi yang sudah menikah, tinggal memantapkan pilihan hidup berkeluarga-nya. Bagi yang masih lajang tinggal menentukan pilihan hidup yang cocok baginya. Bagi yang sudah jadi pastor atau suster mungkin tinggal mencari input baru untuk terus berkarya.

Semua tujuan ini kiranya bisa ditemukan dalam retret agung ini. Itulah sebabnya retret ini diisi dengan kegiatan hening di mana setiap orang bisa berdialog dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dalam suasana hening. Tuhan bisa didengarkan dalam suasana hening. Maka, keheningan menjadi satu tugas utama dalam retret ini. Dari awal sampai akhir.

Saya menyesal karena satu peserta retret mundur sebelum berakhirnya masa retret. Dia pulang setelah mengikuti tema di minggu pertama yakni manusia pendosa. Entah apa yang membuatnya pulang. Satunya mungkin karena tidak bisa mengikuti ritme hidup selama retret. Dia hanya bertahan sampai tanggal 11. Pagi hari tanggal 12, dia kembali ke rumahnya di kota Napoli.

Salah satu pembimbing retret memberitahukan pada kami bahwa dia pulang karena capek. Bisa capek juga rupanya retret ini. Atau mungkin juga karena dia datang ke sini karena disuruh oleh orang lain. Tidak punya tujuan yang jelas. Memang, kedatangan seperti ini biasanya tidak bertahan lama. Cepat pulang. Putus di tengah jalan. Beruntunglah yang 34 lainnya—termasuk saya—bisa bertahan sampai akhir. Terima kasih untuk doa teman-teman dan kesetiaan teman-teman, terima kasih kepada pembimbing, dan semua orang yang membantu kami, hingga retret ini bisa berlangsung sampai selesai.

Cerita kulitnya sampai di sini. Masih ada cerita ringan lainnya yang menarik seputar retret yang lamanya sebulan ini. Ikuti tulisan berikut misalnya tentang suasana makan malam pertama. Apakah hening juga???? Temukan jawabannya berikut ini.

Bologna, 25/7/2015

Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.