Halloween party ideas 2015




Pada pekan doa persekutuan Kristiani bulan Januari lalu, kami mengunjungi dua gereja yakni Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus, Menteng, Jakarta Pusat dan Gereja Methodist Indonesia (GMI) Kramat Jaya Baru-Johar Baru. Kami bersilaturahmi dengan pemimpin dan jemaat di dua gereja ini.


Saya menulis ada gema baru di judul tulisan ini. Gema ini dimaksudkan sebagai buah perjumpaan kami. Seperti kata orang bijak, perjumpaan merupaan momen yang paling indah dan tak terlupakan. Demikianlah perjumpaan kami dalam kegiatan ini. Supaya tidak bosan melihat foto-foto yang ada, saya menyelip penjelasan singkat tentang sejarah 2 gereja ini. Informasinya disajikan sesingkat mungkin. Hanya sebagai penjelasan singkat sehingga pembaca tetap terfokus pada foto-foto yang ada.

Saya bukan fotografer sehingga bisa memilih foto yang terbaik. Saya hanya mengandalkan hasil jepretan teman dan dimasukan pada blog ini. Oleh karena itu, jika fotonya kurang bagus, mohon maaf. Silakan melihat foto yang lainnya. Sengaja dipilih lebih dari satu. Akhirnya selamat membaca.

Gereja Methodist Indonesia
sumber gambar di sini

Alamatnya di sini: Jl. Kramat Jaya Baru Blok G1 No.330 Johar Baru - Jakarta Pusat. Menurut Pendeta Pdt. Pandu Wiguna Bone M.Th GMI memiliki beberapa keunikan antara lain seperti ditulis di situs ini.  Di situ ditulis demikian,  GMI adalah satu-satunya gereja hasl pelayanan misionaris Amerika yang berkarya di Malaysia dan Singapura. Beda dengan gereja Kristen pada umumnya merupakan hasil pekabaran Injil Belanda dan Jerman. GMI juga merupakan satu-satunya gereja yang keanggotaannya WNI dan asing.

Jemaat GMI pada umumnya mengelola sekolah. Dari sini muncul para pengikutnya.  

Pada tahun 1902 mulai dijajaki kemungkinan imembuka misi di Medan, Sumatera Utara. Setahun kemudian (1903), seorang mantan murid di sekolah Methodis di Penang (Methodhists'  Anglo  Chinese  School) bernama Pykett mendirikan sekolah bernama  Boys' School.


Sedangkan di Pulau Jawa dimulai pada tahun 1905. Sebuah Rumah Sakit  didirikan di Cisarua-Bogor (Sekarang Rumah Sakit Paru-paru Cisarua). Melalui karya ini, Gereja Methodis mau meberitakan Injil di antara orang-orang Islam Sunda Islam.

Karya Methodis di Jawa bertahan beberapa tahun saja hingga ditutup pada 1927. Pada saat yang sama karya di Kalimantan juga ditutup. Karya di Jawa dibuka kembali pada 1963.
 (Informasi ini dikutip dari alamat ini http://www.gmi-lampung.org)


Berikutnya adalah Gereja GPIB Paulus "Ayam" 
Sumber gambar sini

Alamat lengkap gereja ini di sini: Jalan Taman Sunda Kelapa No.12, Kelurahan Menteng kode pos 10310, Kecamatan Menteng Kotamadya Jakarta Pusat. 

Menurut informasi disini, Gereja ini mulai dibangun pada 3/1/1936. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) adalah bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) yang dulunya bernama Indische Kerk. Teologi Gereja ini berdasarkan pada ajaran Reformasi dari Yohanes Calvin (Jean Cauvin), seorang Reformator Perancis yang kemudian pindah ke Jenewa dan memimpin gereja di sana. 


Demikianlah sketsa perjalanan (kunjungan) kami ke dua gereja ini. Semoga tulisan ini bisa menggugah pembaca untuk saling mengunjungi sebagai saudara/i tanpa mengenal sekat agama, suku, ras, golongan, dan sebagainya. Dengan saling berkunjung, kita membangun persahabatan. 
Salam, 

CPR, 15/2/2012
Gordi Afri


Sumber gambar sini 

Pengalaman perjalanan selalu mempunyai makna tersendiri. Saya pergi se suatu tempat baru. Saya dapat banyak pelajaran dan pengalaman dari situ. Saya pernah ke Solo dan bertemu orang-orang Solo yang bahasanya halus dan pelan. Dari sini ada pelajaran bagaimana berbicara dengan sopan dan halus. Saya pernah tinggal bersama para pemulung jalanan di Senen, mendengar perbincangan mereka dengan kata-kata yang asing bagi saya. Gila lu…bego lu…anjing lu…dan sebagainya. Saya belajar menghargai orang. Betapa kasar kata-kata ini jika saya gunakan.

Pergi ke tempat mana saja pasti ada hal baru yang didapatkan. Belajar budaya baru, bahasa baru, kebiasaan baru, dan sebagainya. Saya beralih dari satu tempat ke tempat lainnya berarti saya akan menemukan hal baru. Agak aneh kalau orang tidak bisa menemukan hal baru dalam hidup ini. Sekali pun saya tetap tinggal di kampung saya yang udik, saya tentu menikmati hal baru yang ada di sana. Saya tak yakin kalau orang mengatakan, tidak ada hal yang baru, dari dulu sampai sekarang itu-itu saja. Jangan-jangan orang ini tidak berubah cara pandangnya. Hari ini beda dengan hari kemarin. Dan inilah sebuah bentuk pembarauan.

Setelah beberapa kali menulis pengalaman perjalanan, saya semakin menemukan keasyikkan selama mengunjungi tempat-tempat baru. Perjalanan bukan melulu melihat apa yang indah di sana. Tetapi dengan melihat semua yang ada di sana, saya mencoba menemukan apa yang baru di sana. Bertemu orang di sana, berbincang dengannya, menjadi tahu, ada sesuatu yang baru di sana. Saya semakin yakin dengan pepatah orang Manggarai, don lako don ita, don ita don bae (Banyak berjalan menjadi banyak yang dilihat, banyak yang dilihat menjadi banyak yang diketahui). Akhirnya, selamat jalan. Jadikan perjalanan sebagai pengalaman meraih hal yang baru.

Salam,

CPR, 7/2/2012
Gordi Afri
Diberdayakan oleh Blogger.