Sumber gambar sini |
Dalam suatu kesempatan
musim liburan, seorang teman merasa tak nyaman. Liburan kali ini berat baginya.
Padahal kami hanya libur 3 hari 2 malam di puncak itu.
“Pengennya cepat-cepat balik Jakarta,” katanya.
“Lho bukannya di Jakarta nanti, kita
menikmati macet dan gaduh lagi,” kata saya.
“Ya, tapi di rumah sendri lebih nyaman
ketimbang di puncak yang dingin seperti ini,” lanjutnya.
Jakarta
memang panas, macet, gaduh, dan sebagainya. Berbanding terbalik dengan kawasan
puncak yang dingin, hening, bersih, indah, dan segar. Sayang kalau suasana dan
pemandangan semacam ini dilewatkan begitu saja.
Pada malam kedua, teman
ini mondar-mandir di sekitar tempat penginapan. Rupanya dia mencari sesuatu.
Tetapi, belum ditemukan sehingga harus bolak-balik beberapa kali di rute yang
sama.
“Ada yang hilang?”
sapa saya.
“Masih longgar gak di
sebelah kamu? Saya tak ada selimut.”
Rupanya akar persoalan
ditemukan. Teman ini lupa membawa selimut. Padahal puncak dingin. Tidur tanpa
selimut amat menderita. Bisa jadi, tak bisa menikmati malam yang sunyi.
“Mari teman, di tengah saja, mumpung masih
longgar.”
Gambar sini |
Beruntung dia bisa tidur
di tengah. Tanpa selimut pun, terpaan angin berkurang. Mereka yang berselimut
beruntung, ada penutup badan. Lupa membawa hal kecil saja, repotnya luar biasa
ketika sampai di tempat liburan. Periksalah segala persiapan sehingga bisa
menikmati masa liburan dengan nyaman. Di sini ada 2 contoh persiapan berupa
gambar. Masih banyak persiapan lainnya.
CPR, 13/12/2011
Gordi Afri
Posting Komentar