Halloween party ideas 2015

RUMAH BOLEH TUA TAPI MOBIL MASIH BARU

Dapat nilai 80
Bagus sekali jika setelah ujian, rekreasi sejenak. Menghabiskan kepenatan belajar. Ujian memang menguras banyak tenaga, pikiran, energi fisik dan psikologis. Namun, semuanya berguna jika hasilnya bagus. Tak sia-sia belajar selama hampir seminggu menyiapkan ujian hari ini. Bahannya memang banyak. Diktatnya saja 95 halaman. Bahasanya juga dalam bahasa Italia. Sulitnya dua kali karena harus mengerti bahasanya dan memahami logikanya. Tak kurang juga cara mempelajarinya. 

Sempat was-was karena sulit memahami bahan yang ada. Bolak-balik buku sumber utama. Kembali ke diktat dosen. Tak puas penjelasannya, lari ke buku sumber sekunder lainnya. Sekadar memastikan konsep yang ada. Sekadar membandingkan penjelasan yang ada.


Alhasil, nilainya bagus. Meski, dalam hati ada pemberontakan. Mengapa hanya 80? Bukankah itu sudah bagus? Di Indonesia itu sudah dapat nilai A. Ya, tentu saja. Tapi, kalau belajarnya saja sulit, hanya dapat 80, terasa kurang puas. Ada yang bilang, itu sudah cukup, kamu beruntung, dapat segitu untuk mata kuliah yang sulit ini. Tak puas. Ingin lebih. Ingin dapat 100 sekalian. Terima kasih masih ada keinginan ini. Berarti ada kemauan untuk belajar lebih giat lagi. Masih ada 3 mata kuliah di depan mata. Siapkan itu sekarang.

Buang kepenatan
Ketidakpuasan ini mesti dibuang jauh. Otak dan pikiran butuh angin segar. Itulah sebabnya langsung dijawab YA begitu ada tawaran. Bepergian ke Kastil Torrechiara, di luar kota Parma, Italia. Sekitar 20 atau 30-an kilo meter. Belum bisa tahu pastinya. Dan, memang tidak perlu dipastikan jaraknya. Cukup dikira-kirakan.

Dengan mobil FIAT PUNTO tua nan bertenaga, kunjungan ini dibuat. Begitu keluar kota Parma, udara segar langsung terasa. Parma masih musim dingin tetapi hari ini tidak terlalu dingin. Dalam mobil memang kami menyalakan penghangat. Dingin tak terasa. Tapi, memang benar, Parma seperti tidak di musim dingin. Hanya saja tidak secerah hari kemarin. Kemarin, mataharinya tampak sehingga langit-langit biru terlihat, pemandangan hamparan di sekitar Parma terlihat.

Setelah mengikuti rute jalan pinggiran kota, Kastil itu sudah di depan mata. Menanjak sedikit, melewati kebun-kebun anggur dan pabrik-pabrik pengolahnya. Gagah dan megah. Letaknya di puncak gunung. Turun dari mobil dan melihat pemandagan sekitar. Woao….indah sekali. Hamparan rata. Daerah sungai terlihat. Pemukiman pedesaan. Bangunan kota terlihat dari jauh. Pokoknya berbagai pemandangan bisa terlihat. Itulah indahnya melihat dari atas ketinggian. Yang dibawah terasa indah dan tak tersembunyikan.

Hanya 1,5 jam
Kesempatan ini hanya 1,5 jam. Mesti dimanfaatkan dengan baik. Mau masuk kastil tetapi takut terlambat. Tak boleh melebihi waktu yang ada. Langsung saja masuk bar TAVERNA DEL CASTELLO. Beli minuman enak. Kopi tanpa cafein  dan cappucio. Pengusir rasa kantuk. Kopi memang jadi andalan orang Italia. Maksudnya, minuman kopi, dan bukan tanaman kopi. Kopinya diimpor tetapi pengolahannya di Italia. Hebat kan orang Italia bisa mengolahnya? Indonesia kaya kopi tetapi masih kurang dalam mengelolanya.

Dari sana, kami naik lagi, melihat pemandagan kebun dan tempat pengolahan anggur di sekitar bukit kastil itu. Jalannya kecil dan menanjak. Jalan pedesaan. Jalan untuk petani anggur. Begitu mereka menyebutnya. Meski jalan tua, bangunan tua, mobil baru. Maklum bangunan di sekitar kastil sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Lihatcatatan saya di sini Temboknya setebal 1 meter atau lebih. Jangan heran jika sampai sekarang masih kuat. Bangunan ini pun tak boleh dirubah sembarang. Kalau diperbaiki, harus ada ijinnya agar tidak merusak arsitek dan corak aslinya.

Benar kata mereka, rumah tua mobil baru. Pemilik kebun anggur tentu kaya. Rumah boleh tampak tua, tetapi dalamnya baru. Luarnya juga baru terutama di garasi mobil. Ada mobil baru. bahkan, yang lain diparkir saja di parkiran. Tidak di garasi. Tidak ada garasi. Toh tidak ada pencuri mobil. Parkiran di dekat jalan. Tapi teratur, tidak ada yang melanggar. Tidak ada namanya parkiran asal parkir.

Makin naik makin asyik
Makin menanjak makin indah pemandangannya. Tinggi menjulang. Ada rasa takut juga melihat ke bawah. Ada sedikit rasa takut akan ketinggian. Lumrah. Supaya tidak tambah takut dan waktu yang main mepet, segera turun. Tidak enak dan tidak bagus kalau naik terus. Turun di jalan berliku-liku. Tak ada jalan lurus. Logika jalan menanjak memang mesti berliku-liku. Mengurangi tanjakan dan mengurangi kecelakaan. Juga, mengurangi beban tenaga mobil. Masih ingat dengan baik, tanjakan di jalan ke Gua Maria Sendangsono, Magelang, Jawa Tengah-Yogyakarta, Indonesia. Ujian pertama menjadi sopir di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di kiri-kanan jalan ada kebun anggur. Tak ada buah anggurnya karena bukan musimnya. Yang tersisa hanya bekas pohonnya. Akan ditanam lagi nanti menjelang musim tanamnya.

Kembali ke jalan pulang. Waktu makin mepet. Namun, masih ada yang bisa kami lakukan. Berhenti di pinggir jalan, di dekat tempat jual es krim. Sempat-sempatnnya menikmati kesukaan saya ini. Menunggu pelayan selama 4 menit. Segera pilih rasanya, lalu langsung lahap. Waktu makin mepet. Tinggal 7 menit. Masih bisa diatur.

Melanjutkan perjalanan pulang. Lihat tempat baru. Hanya karena belum melihatnya dari dekat, berhenti lagi, dan menyimak sebentar. Banyak yang heran. Mobil saja tidak dikunci dan parkir di parkiran darurat. Tak ada yang ngomel. Masuk mol sejenak, melihat apa yang ada. Sekadar melihat. Cuma 4 menit tetapi bisa melihat banyak hal.

Segera kembali dan sampai di rumah kembali. Siap-siap untuk kunjungan berikutnya. Yang ini bukan dengan mobil tetapi dengan sepeda. Tidak kalah menariknya. Ada pemandangan baru dan udara baru lagi. Tetapi modelnya lain lagi. Akan diceritakan dalam cerita lanjutan cerita ini.

Sampai di sini rasa puas kembali tercipta. Kepenatan ujian hialng sudah. Puas puas puas!!! Satu jam saja namun serasa satu hari. Melihat banyak hal, merasakan berbagai perasaan, menikmati berbagai pemandagan.

Terima kasih sahabat.
Kebaikanmu mengusir kepenatanku.
Kedermawanmu menghilangkan bebanku.
Keramahanmu membuang rasa takutku.
Ceritamu menginspirasiku.
Keberanianmu melenyapkan keenggananku.

Tanggal 27 januari 2015 ini akan diingat selamanya
Masuk dalam hari-hari bersejarah dalam hidupku.
Tulisan ini dibuat karena ingin menulisnya
Tak ingin hilang begitu saja
Padre Toff, begitu namamu
Tak mau sebut nama lengkapmu
Satu kata dan singkat
Singkat juga caramu membantu orang
Tak perlu bertele-tele
Langsung TKP
Sekali direncanakan besoknya langsung segera TKP

Beginilah hari ini
Menulis ini karena tak ingin baca buku
Daripada menghayal
Lebih baik menulis
Jadilah tulisan ini.
Semua karenamu sahabatku.
Terima kasih sekali lagi.

Parma, 27/1/15
Gordi


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.