RUMAH
BOLEH TUA TAPI MOBIL MASIH BARU
Dapat
nilai 80
Bagus sekali jika setelah ujian,
rekreasi sejenak. Menghabiskan kepenatan belajar. Ujian memang menguras banyak
tenaga, pikiran, energi fisik dan psikologis. Namun, semuanya berguna jika
hasilnya bagus. Tak sia-sia belajar selama hampir seminggu menyiapkan ujian
hari ini. Bahannya memang banyak. Diktatnya saja 95 halaman. Bahasanya juga
dalam bahasa Italia. Sulitnya dua kali karena harus mengerti bahasanya dan memahami
logikanya. Tak kurang juga cara mempelajarinya.
Sempat was-was karena sulit memahami bahan yang ada. Bolak-balik buku sumber utama. Kembali ke diktat dosen. Tak puas penjelasannya, lari ke buku sumber sekunder lainnya. Sekadar memastikan konsep yang ada. Sekadar membandingkan penjelasan yang ada.
Alhasil, nilainya bagus. Meski, dalam hati ada pemberontakan. Mengapa
hanya 80? Bukankah itu sudah bagus? Di Indonesia itu sudah dapat nilai A. Ya,
tentu saja. Tapi, kalau belajarnya saja sulit, hanya dapat 80, terasa kurang
puas. Ada yang bilang, itu sudah cukup,
kamu beruntung, dapat segitu untuk mata
kuliah yang sulit ini. Tak puas. Ingin lebih. Ingin dapat 100 sekalian.
Terima kasih masih ada keinginan ini. Berarti ada kemauan untuk belajar lebih
giat lagi. Masih ada 3 mata kuliah di depan mata. Siapkan itu sekarang.
Buang kepenatan
Ketidakpuasan ini mesti dibuang jauh. Otak dan pikiran butuh angin segar. Itulah sebabnya
langsung dijawab YA begitu ada tawaran. Bepergian ke Kastil Torrechiara, di luar
kota Parma, Italia. Sekitar 20 atau
30-an kilo meter. Belum bisa tahu pastinya. Dan, memang tidak perlu dipastikan
jaraknya. Cukup dikira-kirakan.
Dengan mobil FIAT PUNTO tua nan
bertenaga, kunjungan ini dibuat. Begitu keluar kota Parma, udara segar langsung
terasa. Parma masih musim dingin tetapi hari ini tidak terlalu dingin. Dalam
mobil memang kami menyalakan penghangat. Dingin tak terasa. Tapi, memang benar,
Parma seperti tidak di musim dingin. Hanya saja tidak secerah hari kemarin.
Kemarin, mataharinya tampak sehingga langit-langit biru terlihat, pemandangan hamparan
di sekitar Parma terlihat.
Setelah mengikuti rute jalan pinggiran
kota, Kastil itu sudah di depan mata. Menanjak sedikit, melewati kebun-kebun
anggur dan pabrik-pabrik pengolahnya. Gagah dan megah. Letaknya di puncak
gunung. Turun dari mobil dan melihat pemandagan sekitar. Woao….indah sekali.
Hamparan rata. Daerah sungai terlihat. Pemukiman pedesaan. Bangunan kota
terlihat dari jauh. Pokoknya berbagai pemandangan bisa terlihat. Itulah indahnya
melihat dari atas ketinggian. Yang dibawah terasa indah dan tak tersembunyikan.
Hanya
1,5 jam
Kesempatan ini hanya 1,5 jam. Mesti
dimanfaatkan dengan baik. Mau masuk kastil tetapi takut terlambat. Tak boleh
melebihi waktu yang ada. Langsung saja masuk bar TAVERNA DEL CASTELLO. Beli
minuman enak. Kopi tanpa cafein dan cappucio.
Pengusir rasa kantuk. Kopi memang jadi andalan orang Italia. Maksudnya, minuman
kopi, dan bukan tanaman kopi. Kopinya diimpor tetapi pengolahannya di Italia.
Hebat kan orang Italia bisa mengolahnya? Indonesia kaya kopi tetapi masih
kurang dalam mengelolanya.
Dari sana, kami naik lagi, melihat
pemandagan kebun dan tempat pengolahan anggur di sekitar bukit kastil itu. Jalannya kecil dan menanjak. Jalan pedesaan. Jalan untuk
petani anggur. Begitu mereka menyebutnya. Meski jalan tua, bangunan tua, mobil
baru. Maklum bangunan di sekitar kastil sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Lihatcatatan saya di sini Temboknya setebal 1 meter atau lebih. Jangan
heran jika sampai sekarang masih kuat. Bangunan ini pun tak boleh dirubah
sembarang. Kalau diperbaiki, harus ada ijinnya agar tidak merusak arsitek dan
corak aslinya.
Benar kata mereka, rumah tua mobil baru. Pemilik kebun anggur tentu kaya. Rumah boleh
tampak tua, tetapi dalamnya baru. Luarnya juga baru terutama di garasi mobil.
Ada mobil baru. bahkan, yang lain diparkir saja di parkiran. Tidak di garasi.
Tidak ada garasi. Toh tidak ada pencuri mobil. Parkiran di dekat jalan. Tapi
teratur, tidak ada yang melanggar. Tidak ada namanya parkiran asal parkir.
Makin naik makin asyik
Makin menanjak makin indah pemandangannya. Tinggi menjulang. Ada rasa
takut juga melihat ke bawah. Ada sedikit rasa takut akan ketinggian. Lumrah. Supaya
tidak tambah takut dan waktu yang main mepet, segera turun. Tidak enak dan
tidak bagus kalau naik terus. Turun di jalan berliku-liku. Tak ada jalan lurus.
Logika jalan menanjak memang mesti berliku-liku. Mengurangi tanjakan dan mengurangi kecelakaan. Juga,
mengurangi beban tenaga mobil. Masih ingat dengan baik, tanjakan di jalan ke
Gua Maria Sendangsono, Magelang, Jawa Tengah-Yogyakarta, Indonesia. Ujian
pertama menjadi sopir di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di kiri-kanan jalan
ada kebun anggur. Tak ada buah anggurnya karena bukan musimnya. Yang tersisa hanya
bekas pohonnya. Akan ditanam lagi nanti menjelang musim tanamnya.
Kembali ke jalan
pulang. Waktu makin mepet. Namun, masih ada yang bisa kami lakukan. Berhenti
di pinggir jalan, di dekat tempat jual es krim. Sempat-sempatnnya menikmati
kesukaan saya ini. Menunggu pelayan selama 4 menit. Segera pilih rasanya, lalu
langsung lahap. Waktu makin mepet. Tinggal 7 menit. Masih bisa diatur.
Melanjutkan perjalanan pulang. Lihat
tempat baru. Hanya karena belum melihatnya dari dekat, berhenti lagi, dan
menyimak sebentar. Banyak yang heran. Mobil saja tidak dikunci dan parkir di
parkiran darurat. Tak ada yang ngomel.
Masuk mol sejenak, melihat apa yang ada. Sekadar melihat. Cuma 4 menit tetapi
bisa melihat banyak hal.
Segera kembali dan sampai di rumah
kembali. Siap-siap untuk kunjungan berikutnya. Yang ini bukan dengan mobil tetapi dengan sepeda. Tidak
kalah menariknya. Ada pemandangan baru dan udara baru lagi. Tetapi
modelnya lain lagi. Akan diceritakan dalam cerita lanjutan cerita ini.
Sampai di sini rasa puas kembali
tercipta. Kepenatan ujian hialng sudah. Puas puas puas!!! Satu jam saja namun
serasa satu hari. Melihat banyak hal, merasakan berbagai perasaan, menikmati
berbagai pemandagan.
Terima
kasih sahabat.
Kebaikanmu
mengusir kepenatanku.
Kedermawanmu
menghilangkan bebanku.
Keramahanmu
membuang rasa takutku.
Ceritamu
menginspirasiku.
Keberanianmu
melenyapkan keenggananku.
Tanggal
27 januari 2015 ini akan diingat selamanya
Masuk dalam hari-hari bersejarah dalam hidupku.
Tulisan
ini dibuat karena ingin menulisnya
Tak ingin hilang begitu saja
Padre Toff, begitu namamu
Tak mau sebut nama lengkapmu
Satu kata dan singkat
Singkat
juga caramu membantu orang
Tak
perlu bertele-tele
Langsung
TKP
Sekali
direncanakan besoknya langsung segera TKP
Beginilah
hari ini
Menulis
ini karena tak ingin baca buku
Daripada
menghayal
Lebih
baik menulis
Jadilah
tulisan ini.
Semua
karenamu sahabatku.
Terima
kasih sekali lagi.
Parma, 27/1/15
Gordi
Posting Komentar