Sambil tersenyum, ia mempersilakan saya duduk. Ia baru saja tiba entah darimana. Tapi, tidak ada waktu untuk istirahat baginya.
Ia memang bukan pekerja keras yang mengerjakan hal berat. Ia hanya pekerja ramah, yang sabar meladeni pelanggan. Ia bukan pegawai besar, tapi hanya seorang tukang cukur rambut. Sebagai pencukur, ia dituntut untuk sabar. Dan, dalam kesabarannya tersirat keramahan yang tiada tara.
Bagi saya, inilah tempat pangkas rambut terbaik. Sudah 3 tahun, saya datang ke sini. Bukan karena tidak ada tempat lain, tapi di sini, nyaman saja. Saya menemukan tempat ini saat tinggal di kota Maesot. Atas rekomendasi seorang teman. Kebaikan itu rupanya berantai.
Bayarannya murah padahal pelayanannya super. Kalau tanpa kriteria ruangan ber-AC, tempat ini malah lengkap. Selain bisa kramas ada, pelayanan pangkas rambutnya pun lengkap. Selain rambut, jenggot dan kumis juga ikut dirapikan. Demikian juga dengan rambut di lubang hidung. Termasuk juga kotoran telinga dibersihkan. Sembari malas-malasan di kursi, kita dibuat tenang dan rileks. Kemudian ada pijat kecil. Dari tangan termasuk jarinya, kemudian sampai di kaki.
Meski di sini nyaman, tukang cukurnya ada yang ganti. Dulu, ada 4. Semuanya pria. Kemudian berkurang 1. Dibanding yang lain, yang satu itu memang sudah berusia. Tampaknya ia pensiun. Dari yang 3 itu, kemudian kurang 1. Tapi ada lagi 1 yang baru. Sedang dalam tahap pencobaan.
Semua pekerjaan bisa jadi sumber cinta. Saya yakin, tanpa cinta, ketiga pencukur ini tidak akan melanjutkan profesi ini. Cintalah yang membuat mereka bertahan. Cinta juga yang membuat mereka tidak tergiur godaan. Bisa saja mereka menaikkan tarif. Tapi, 3 tahun berlalu, tarifnya masih sama. Murah meriah. Hampir 50% dari biaya pangkas rambut di tempat lainnya.
BBM naik tapi tarif mereka tetap sama. Apalagi kalau bukan kesabaran yang menjiwai mereka. Bayaran besar tampaknya bukan target mereka. Tapi, profesi kecil itu jadi tempat pelayanan yang prima. Buktinya, dalam ruang sederhana itu, pelanggan berdatangan. Memang tidak setiap hari rame. Tapi, kadang-kadang harus antri sampai 2 jam.
Terima kasih pahlawanku.
MAESD, 27/9/22
BK
Posting Komentar