Foto-foto:dok pribadi |
Pukul 5 pagi tanggal 1/1/2012, saya membangunkan ketiga teman saya. Pekerjaan yang sebenarnya modal nekad. Bagaimana tidak, semalam kami baru pulang dari Bintaro pukul 2. Praktisnya kami baru bisa istirahat pukul 3 ke atas. Saya sendiri istirahat pukul 3.
Nyatanya memang benar. Ketiga teman saya masih terlelap di kamar masing-masing. Teman pertama langsung bangun ketika saya mengetuk pintu kamarnya. Teman kedua, saya membangunkan tetapi tidak bergerak. Butuh waktu 10 menit untuk membangunkannya berkali-kali. Teman ketiga juga hampir sama. Dia membuka mata ketika saya bangunkan namun tutup lagi. Saya menyalakan lampu kamarnya dan dia mulai bergerak. Rupanya dia tidur lagi sehingga saya harus membangunkannya untuk kedua kalinya.
Rencana kami sudah lama. Hari ini, kami berangkat ke daerah puncak, mengunjungi tempat live-in dulu. Meski capek pagi ini, tekad kami kuat. Percuma kalau perencanaannya lama tetapi akhirnya gagal.
Setelah mandi dan mempersiapkan segalanya, kami berangkat pukul 6 tepat. Jalanan Jakarta masih lenggang. Belum banyak warga yang bangun. Di jalan hanya ada beberapa petugas kebersihan jalan. Itu pun sedikit dari biasanya.
Di tol juga hampir sama. Mobil kami melaju dengan kencang. Dua teman saya yang duduk di belakang bahkan melanjutkan istirahat. Duduk manis lalu tutup mata. Tak ada yang mengganggu. Saya dan teman yang menyetir menghabiskan waktu ini dengan bercerita. Tidak banyak cerita sebenarnya selain mengenang kegiatan semalam saat pergantian tahun baru.
Saya lebih banyak diam supaya bisa menikmati pemandangan indah di pagi hari. Dari tol, kami masih bisa melihat pemandangan alam di daerah Bogor. Ada sebagian gunung yang bisa dilihat. Sebagiannya masih ditutup sisa-sisa uap yang membentuk awan putih.
Saya juga diam karena perut masih kosong. Maklum biasanya sarapan pukul 6.30. Saya memotong sebagian kecil dari roti yang disediakan teman saya. Perut ini harus diisi makanan, kalau tidak boleh jadi saya akan pusing dan mual dalam perjalanan. Beruntung teman saya ini sudah menyediakan makanan di mobil. Selain roti ada juga jus dan air putih. Kalau lapar silakan diciciipi.
Kami tiba di ujung tol tepatnya di Ciawi setelah 45 menit berjalan. Suasana jalan mulai ramai. Beberapa angkot mulai berhenti di pinggir jalan arah puncak. Meski demikian, arah ke puncak masih lancar. Apalagi jalur itu baru saja dibuka pukul 6 tadi. Jalur sebaliknya cukup ramai. Banyak mobil mulai turun dari daerah puncak. Boleh jadi mereka takut kalau siang atau sorenya terjadi macet luar biasa.
Pukul 7.30, kami tiba di Megamendung, salah satu tempat tujuan kami. Kami masuk di kompleks Gereja Katolik Santo Yakobus. Mobil diparkir di sebelah atas gereja. Kami mau bertemu dengan seorang kenalan kami. Rupanya dia sedang sibuk sehingga belum bisa ditemui.
Kami turun ke bagian bawah gedung gereja. Di situ ada Gua Maria. Kami berkeliling sambil memerhatikan ikan Koki yang ada di bagian depan gua. Suasana masih tenang di sekitar gereja. Belum banyak masyarakat yang sibuk. Mungkin masih tidur apalagi kalau malamnya seperti kami, begadang sampai pagi. Suasana agak dingin mendukung mereka untuk menjadi ‘bangsawan’ alias bangun kesiangan.
Menjelang pukul 9 umat berdatangan di kompleks gereja. Rupanya misa dimulai pukul 9. Kami bertemu dengan kenalan kami. Aduh…senangnya bisa bertemu lagi. Sudah lama tidak berjumpa. Dia membawa kami ke rumah. Lalu, kami minum-minum sebelum menyiapkan diri untuk misa.
Rupanya, kami menjadi berkat bagi orang lain. Kami diminta mengikuti kelompok kor di gereja. Padahal kami tidak siap apa-apa. Anggota kor yang lain memilih beberapa lagu dari buku nyanyian liturgi. Lagu yang sudah dikenal umat. Kami pun bisa menyanyikannya. Lalu, seorang organis dadakan menawarkan jasanya secara gratis. Akhirnya dia mengiringi lagu-lagu dalam perayaan ekaristi pagi ini.
Meski umat Katolik di sekitar gereja masih capek, banyak umat yang datang ke gereja pada pagi ini. Bangku-bangku hampir terisi semua. Ternyata umat yang banyak ini datang dari luar, bukan umat setempat. Ya…jangan kaget. Daerah ini daerah wisata. Umat yang datang itu adalah umat dari Jakarta. Mereka tinggal di vila-vila di daerah sekitar gereja untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Dalam khotbahnya, pastor menyemangati umat pada awal tahu 2012 ini dengan 3 kata kunci, impian, harapan, dan usaha. Berani bermimpi dan mengharapkan mimpi itu nyata, lalu berusahalah meraih mimpi itu.
Selesai misa, kami berbincang dengan beberapa kenalan kami. Suasana di luar gereja sedang hujan. Banyak umat yang berhenti sebentar sebelum kembali ke rumah masing-masing. Kami bertemu seorang kenalan lagi. Dia mengajak kami ke rumahnya. Kebetulan dia tinggal di kompleks perumahan Megamendung Indah. Kami pamit dengan kenalan pertama dan berangkat ke rumah kenalan kedua ini. (Bersambung….)
CPR,4/1/2012
Gordi Afri
Posting Komentar