Halloween party ideas 2015

KUNJUNGAN KE GUA MARIA JATININGSIH

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan tentang Kunjungan ke Gua Jatiningsih nan Unik yang diposting pada 30 April yang lalu. Tidak direncanakan untuk menulis lanjutan. Tetapi, karena merasa masih ada kaitan sehingga perlu ada tulisan baru. Kaitan inilah yang akan menjadi inti dari dua tulisan ini.

Ada kaitan antara peran kaum muda dalam kegiatan rohani dalam Gereja Katolik. Bukan hal baru kalau muncul sindiran dan penilaian negatif terhadap kaum muda Katolik. Kaum muda cuek dengan hal-hal yang berbau rohani. Kaum muda tidak mau terlibat dalam acara rohani. Kalau pun terlibat, hanya saat-sata dibutuhkan saja. Kalau mau nikah baru ikut nimbrung di gereja. Tidak beda jauh dengan label orang Katolik KTP doank atau orang Katolik Napas (Natal Paskah). Benarkah demikian kenyataannya?

Bukankah ada orang muda katolik (OMK) yang membentuk kelompok doa, kelompok nyanyi, kelompok olahraga di paroki, dan kelompok kaum muda lainnya? Bukankah mereka juga terlibat dalam acara ulang tahun paroki? Untaian pembelaan dan bantahan bisa dibeberkan. Tentu yang penting adalah kesadaran semua kaum muda katolik. Kesadaran membawa seseorang pada inti hidupnya. Orang yang bertindak tidak sadar akan menemukan jalan buntu. Pembelaan atau bantahan yang tidak sesuai kenyataan akan memalukan diri sendiri dan kelompok. Demikian juga tuduhan negatif tanpa fakta yang kuat akan memalukan. Orang akan mencap penuduh main hakim sendiri, asal tuduh tanpa menyentuh kenyataan. Ini bagian dari perjalanan (dinamika) kaum muda dalam gereja Katolik.

Perjalanan kaum muda selalu menarik untuk diteliti. Perjalanan ini juga yang mewarnai perjalanan kami ke Yogyakarta tepatnya di sekitar Gua Maria Jatiningsih beberapa waktu lalu. Saya mengapreasi panitia acara ini. Diapreasi karena mereka yang merencanakan agar perjalanan ini bermanfaat bagi semua peserta. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan hidup rohani.

Kehidupan rohani itu menjadi nyata dalam acara jalan salib yang dilakukan pada siang hari. Saya tidak menyangka kalau teman-teman mahasiswa masih semangat dan mau melakukan acara rohani ini. Di bawah terik mentari yang menyengat pada jam 2 siang, kami mengadakan jalan salib. Berjalan menyusuri rute jalan salib di kawasan gua. Tampak wajah mereka memerah setelah disorot sinar matahari namun mereka tetap semangat dan setia berhenti di tiap stasi/perhentian.


Ini tanda-tanda ada harapan bahwa kaum muda sebenarnya tidak anti kegiatan rohani. Mereka juga mau dan ikut terlibat. Untuk memulainya perlu bantuan media yang pas. Salah satunya adalah melalui kegiatan bersama kaum muda seperti ini. Dalam kelompok yang sama (tempat kuliah dan umur) solidaritas akan tercipta. Karena solidaritas ini juga lah kelompok KMK Mercubuana bersatu mengikuti acara rohani di gua ini.

Saya tidak melihat kaum muda anti acara rohani. Boleh jadi penilaian negatif terhadap kaum muda muncul ketika melihat peran mereka di paroki. Yang berperan biasanya didominasi oleh kaum tua. Ini menjadi rambu bahwa kaum muda memang mungkin kurang terlibat. Tetapi bisa juga ini menjadi tanda bahwa kaum tua tidak melibatkan kaum muda dalam kegiatan di paroki. Acara seperti misa kaum muda tentu diminati oleh kaum muda. Acara bersama antara kelompok muda menumbuhkan semangat muda. Memang di atas semua ini tentu membutuhkan proses. Proses yang mesti diikuti terus menerus sehingga menjadi perjalanan panjang kaum muda menemukan semangat rohani. (habis)

CPR, 17/6/2012
Gordi Afri

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.