Kagum dengan Sosok Nenek Ini
altar di kapel samping gua, Foto, Gordi |
Kemudian, kami menuju bukit
di sisi kiri gua. Namanya bukit Golgota juga. Sama-sama mempunyai patung Salib
Yesus yang besar. Di sini nanti kami mengadakan makan siang. Tempatnya sejuk
karena berada di ketinggian.
Di sini juga saya berbincang
dengan seorang nenek. Usianya 83 tahun, masih tampak berumur 60-an. Dia senang
bercerita. Saya menanyakan keluarganya dan alasannya dia berada di gua ini. Dia
sedang novena 9 hari. Sekaligus berpuasa di tempat ini. Dia menghabiskan pekan
suci selama paskah di tempat ini. Dia sering datang di sini dan berdoa di sini.
Asalnya dari salah satu stasi di Paroki Wedi.
Dia ke sini diantar oleh
seorang anaknya yang tinggal di Yogyakarta. Dia mempunyai 5 anak yang tinggal
di beberapa kota, Yogyakarta (2), Klaten, Solo, dan Padang, 1 orang. Cucunya
banyak. Suaminya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Dia pernah menjadi bagian
dari anggota militer yang berperang. Dia masuk bagian logistik, mengurus
makanan. Ah..taak ada ujung jika mendengar cerita nenek ini.
Kami menawarkan makanan
padanya. Dia mau dan kami pun makan bersama di bukit ini. Saya mendampinginya
waktu makan. Dia masih ingin melanjutkan ceritanya. Saya mendengar saja, sambil
sesekali mendorongnya untuk menghabiskan makanan. Rupanya dia tidak mau
menghabiskan makanan. Dia ingin membungkus sisanya untuk makan malam nanti.
“Saya hidup dari makanan pemberian pengunjung di sini. Ini rezeki saya,”
katanya.
Ini berarti banyak pengunjung
yang bermurah hati. Setiap hari pasti ada pengunjung. Buktinya dia bisa makan
setiap hari. Woao..luar biasa nenek ini.
Keluarbiasaan ini juga yang
kami bawa dari gua ini. Sebelum pulang, kami foto bersama sebagai kenangan.
Setelahnya kami menuruni bukit menuju parkiran. Kami tidak jadi bermain sepak
bola karena lupa membawa bola.
Perjalanan pulang lancar
tetapi semat kena hujan di jalan. Saya memacu mobil dengan cepat dan mencari
celah di lampu merah sehingga cepat sampai. Penumpang tidur semua.
Bangunnnnnn....sudah sampai di garasi mobil. Terima kasih Tuhan atas
perlindunganmu. Terima kasih nenek untuk cerita dan teladanmu. (habis)
PA, 22/4/13
Gordi Afri
Sebelumnya, Curhat dengan Bunda Maria
Posting Komentar