Gua
Maria di Lourdes
Gua Maria di Lourdes
menjadi satu di antara sekian gua Maria yang sangat dikenal umat Katolik di
seluruh dunia. Karena gua Maria ini, Lourdes dikenal di mana-mana termasuk di
Indonesia. Gua Maria di Sendangsono, Jawa Tengah, yang diarsiteki Romo Mangun
Wijaya misalnya masih terkait dengan gua Maria di Lourdes. Patung Bunda Maria
yang ada di Sendangsono merupakan bentuk yang lain dari patung Maria yang ada
di Lourdes. Bukan hanya itu, gua Maria di Lourdes ini menjadikan Lourdes
sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi wisatawan setelah Roma-Vatikan.
Memang Lourdes amat dikenal. Karena itu, dalam tulisan ini saya ingin mengulas salah satu aspek yang menjadikan Lourdes menjadi tempat terkenal. Aspek itu adalah gua Maria-nya.
Gua Maria di Lourdes
boleh dibilang sebagai tempat peringatan. Gua itu mengingatkan Santa Bernadette
(7 Januari 1844-16 April 1879) akan pengalam pribadinya dengan Bunda Maria. Gua
Maria ini seolah-olah mengingatkan kita bahwa Bunda Maria yang bicara dengan
Bernadette pada saat itu ingin hadir juga dan mau bicara pada para pengunjung
yang datang padanya. Memang demikianlah yang terjadi saat ini.
pengunjung sedang menyentuh dinding gua |
kelompok orang sakit ikut berpartisipasi dalam peryaan ekaristi di depan gua |
Patung Bunda Maria |
Tampak para imam yang ikut berkonselebrasi dalam misa |
Para pengunjung
datang dari berbagai negara. Banyak orang berdoa di halaman guai ni. Baik orang
sakit, sehat, anak-anak, orang muda, dan orang tua. Ada yang mendaraskan doa
Rosario ada pula yang mempersembahkan misa. Bahkan, doa rosario didaraskan
seolah-olah tanpa henti. Setiap kelompok peziarah punya jadwal tersendiri.
Silih berganti. Demikian juga dengan perayaan ekaristi. Kadang-kadang perayaan
ekasristi dipersembahkan lebih dari sekali dalam sehari di depan gua Maria ini.
Tengah malam pun rupanya selalu ada misa dalam bahasa Perancis di guai ni.
Gua Maria ini
menjadi penarik banyak kaum beriman datang ke Lourdes. Kaum beriman datang dan
ingin dekat dengan Maria. Tak jarang jika mereka datang tidak sekadar untuk berdoa
saja. Mereka juga ingin menyentuh langsung dinding gua itu. Iringan barisan
terbentuk, berjalan pelan-pelan, sambil mengangkat tangan, melekatkan jari
tangan di dinding gua. Ada peziarah yang melakukan ini lebih dari sekali dalam
sehari. Yang lain cukup sekali saja tetapi setiap hari selama berada di sana.
Ada yang cukup sekali saja. Saya juga ikut menyentuh dinding ini sekali saja
dalam 5 hari di sana. Kedua kali saat saya mendorong kursi orang sakit. Saya
menyentuh dinding itu tapi hati saya sama sekali tidak tertarik untuk
menjadikan tindakan ini sebagai bentuk permohonan pada Bunda Maria.
gua Maria |
barisan pengunjung yang ikut menyentuh dinding gua |
Ya, bagi orang
tertentu tentu saja penyentuhan dinding ini menjadi bagian dari iman. Bagi
mereka, dengan menyentuh saja, itu sudah menjadi tanda bahwa dia dekat dengan
Bunda Maria, menjadi tanda iman. Ini sah-sah saja asalkan tidak berhenti di
sini. Maria kiranya tidak mengajak pengunjung untuk hanya menyentuh dinding gua
saja tetapi bersamanya berdoa, menjalin relasi yang intim dengan Yesus. Dengan
kata lain, Maria mengajak peziarah untuk datang di dekatnya, lalu bersama-sama
dengannya menuju Yesus putra-Nya.
Bagaimana pun, gua
Maria yang persis terletak di kaki gedung basilika Rosario ini menjadi tempat
bagi orang beriman maupun tak beriman. Dari gua ini kiranya bisa dikaitkan
dengan 3 tempat lainnya yang tak kalah populer yakni tempat untuk mengambil
air, tempat bakar lilin, dan tempat pemandian air suci.
Saya kira sampai di
sini saja dulu untuk bagian gua Maria ini. Pembahasan tentang tempat air suci,
dan 2 tempat terkenal lainnya, kita lanjutkan di tulisan berikutnya. Ikuti
terus jejak petualangan ini. (bersambung)
Parma, 1/9/2014
Gordi
Posting Komentar