Gedung DPR RI di Jakarta adalah gedung pertemuan. Di gedung
itu terjadi pertemuan juga perdebatan. Pertemuan antara berbagai komisi di DPR
dan pertemuan bersama seluruh anggota DPR. Di dalam gedung itu pula terjadi
perdebatan antara anggota dalam komisi dan dalam pertemuan bersama. Misalnya perdebatan
tentang jumlah uang yang harus dianggarkan untuk kepentingan masyarakat dan
juga untuk kepentingan pemeliharaan gedung. Terselip juga transaksi bisnis
gelap dengan label kepentingan rakyat. Nyatanya, uang itu untuk kepentingan si
anggota DPR tersebut.
Kali ini, di Desio ini, kami juga punya ruang legislatif.
Disebut demikian karena dalam gedung ini terjadi perdebatan dan pertemuan. Tapi
juga ada sharing antara kami. Mungkin ini yang beda dengan gedung DPR di
Jakarta. Dan, kami tidak pernah meributkan tentang jumlah uang. Wong kami tidak
membahas uang. Kami tidak punya apa-apa seperti anggota DPR yang punya kantor,
staf ahli, rumah jabatan, dan mobil mewah. Kami hanya punya pengalaman yang
bisa kami bagikan dan justru memperkaya kehidupan kami. kekayaan yang tidak
dinilai dengan uang. Kalau diuangkan akan banyak sekali. Tapi nyatanya tidak
bisa diuangkan sehingga kami tidak bisa ribut mempersoalkannya. Inilah ruang
legislatif kami di Desio ini.
Ruang ini sebetulanya adalah ruang perpustakaan. Jangan heran
jika di dalamnya terdapat banyak buku. Buku yang juga menggoda kami untuk
melihat-lihat. Dari lihat-lihat, akhirnya ingin memilikinya. Dan memang,
beberapa di antara kami membawa pulang beberapa dari buku ini setelah mendapat
persetujuan dari pemilik rumah.
Gedung perpustakaan ini besar. Di dalamnya ada kursi dan
meja untuk para pengunjung. Nah, di sinilah kami duduk dan berbagi pengalaman
ini. tidak salah jika kami memanfaatkan ruang ini untuk pertemuan.
Desio-Milan
23//6/15
Gordi
Posting Komentar