Tibalah Saatnya Aku Terbang
foto oleh Isnan Wijarno |
Takut karena jauh ini membuat saya
membayangkan jatuhnya pesawat Adam Air beberapa tahun silam. Saat itu, pesawat
Adam terbang dari Surabaya ke Makasar. Dan, sebelum tiba di Makasar, pesawat
jatuh. Banyak korban meninggal dunia.
Saya ingat peristiwa itu dan merasa
takut. Takut mengalami hal serupa. Saya takut tetapi saya berharap saya tidak
seperti itu. Saya tidak mengalami itu. Saya ingin agar pesawat kami tiba di
Makasar dengan selamat.
Pukul 4.45, saya diantar oleh sahabat
saya ke Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta. Pagi-pagi sekali. Sebab,
pesawat Express Air akan berangkat pukul 6 pagi dari Yogyakarta. Yogyakarta
masih dingin di pagi ini. Bahkan, petugas portal di depan rumah kami pun tidak
membuka portalnya. Gemboknya dibuka tetapi portalnya dibiarkan tertutup. Mungkin
dia punya maksud tertentu. Pagi itu memang dingin dan banyak orang yang tidak
mau bepergian dalam suasana dingin. Tetapi, tidak demikian dengan para penjual
di pasar di depan rumah kami. Mereka sudah datang di pasar. Menggelar dagangannya.
Saya check-in di tempat CI Express Air. Diterima oleh petugas CI. Dua cewek
dan 1 cowok. Saya menunjukkan tiket booking
beserta KTP. Diterima dan keluarlah bukti CI. Saya menuju ruang tunggu. Saya membayar
terlebih dulu biaya untuk asuransi. Biayanya Rp. 30.000. Lalu, saya masuk ruang
pemeriksaan untuk kedua kalinya. Di ruang pemeriksaan pertama di pintu masuk
bandara, saya diperiksa. Dan, lolos. Tidak ada kendala yang memberatkan. Di ruang
pemeriksaan kedua ini juga lancar. Tas besar dan tas kecil dimasukkan dalam
ruang pemeriksaan. Dan, keluar dengan bersih tanpa ada pemeriksaan lebih
lanjut.
Sekujur tubuh saya yang diintai sinar khusus
pun tidak masalah. Saya lewat pintu pemeriksaan tanpa ada kecurigaan. Memang saya
tidak membawa benda yang mencurigakan dan merugikan seperti narkoba.
Di ruang tunggu, saya duduk selama
lebih kurang 45 menit. Kemudian, kami menuju pesawat Express Air. Ketika tiba
waktunya kami bertolak ke Bandara Internasioanl Juanda Surabaya. Perjalanan ke
sana ditempuh selama 1 jam 10 menit.
Di sana kami berhenti sebentar. Kami yang
menuju Makasar tidak diperkenankan turun dari pesawat. Kami tetap di dalam
pesawat. Penumpang lain naik di sini yang menuju Makasar dan beberapa kota di
Maluku dan Papua. Setelahnya kami etrbang menuju Makasar.
Perjalanan ini juga ditempuh hampir 1
jam. Dalam perjalanan ini, kru pesawat membagikan makanan. Kami menikmati 1
roti, 1 kue, dan 1 aqua gelas. Asyik juga menikmati semua ini di atas pesawat. Sambil
menikmati pemandangan di bawah, di darat dan laut. Indah.
Tiba di Makasar sekitar pukul 10 WITA.
Saya dijemput oleh saudara sepupu saya. naik motor selama lebih kurang 1,5 jam.
Jalanan lancar tetapi berlubang. Pantat sampai sakit duduk di atas motor. Juga debu
karena jalan ini dilalui oleh truk. Setelah semuanya lewat, kami tiba di rumah
bapa kecil saya.
Sore hari kami berangkat menuju
Seminari Petrus Claver, Mariso, Makasar. Di sini saya akan mengadakan tes untuk
seorang siswa seminari. Saya menginap di sini selama 2 malam. Perjalanan hari
ini sungguh menarik. (bersambung)
PA, 2/5/13
Posting Komentar