Bertemu Keluarga di Ujung Pandang
bandara Makasar, foto oleh turkishraf |
Keluarga saya di sana ada beberapa. Adik
saya yang sedang kuliah. Adik dari bapak juga tinggal dan bekerja di Makasar. Juga
beberapa keluarga dari garis keturunan ibu/mama saya tinggal dan menetap di
Makasar. Juga keluarga lain yang tak sempat disebutkan namanya satu per satu. Tak
heran jika mereka di sana berkumpul untuk bertemu saya dalam kunjungan ini.
Dari hari pertama, ada paman dan
keluarga dari garis keturunan ibu. Juga saudara sepupu. Mereka berkumpul karena
semangat kekeluargaan. Karena keluarga, mereka datang dari berbagai penjuru. Memang
mereka tinggal tersebar di kota Ujung Pandangan ini. Karena keluarga mereka
datang bersatu, berkumpul, bertemu, sekadar menyapa selamat datang untuk saya.
Juga pada hari keempat di mana saya
kembali dari seminari dan menginap di rumah bapa kecil. Beberapa keluarga baru
datang. Bahkan ada yang datang malam hari. Gara-gara saya mereka dipersatukan. Saya
dipandang sebagai tokoh pemersatu. Dan memang di tanah rantau saudara jauh jadi
dekat, keluarga jauh jadi dekat, kenalan jauh jadi dekat. Semuanya jadi dekat. Seperti
Yogya dan Makasar yang jauh jadi dekat, yang beda pulau kini melebur jadi
satau, gara-gara saya.
Saya terharu dan bangga punya keluarga
seperti ini. Saya sadar ikatan kekeluargaan mereka di sana begitu kuat. Saking kuatnya
tidak ada jarak lagi antara mereka. Asal mereka tahu ada keluarga atau orang
baru dari kampung yang datang, mereka tak segan-segan datang bertemu dan
menyapa. Inilah indahnya semangat kekeluargaan di sana.
Saya puas bisa bertemu adik saya. dia
kuliah di sana dan akan selesai. Saya ingat, dia dan aku dulu sering beda
pendapat. Bahkan kami pernah bertengkar. Tetapi karena kami saling sayang kami
berdamai. Dan di Makasar kami rindu suasana kekeluargaan di rumah. Itulah sebabnya
saya senang bertemu dengannya. Saya dan dia bisa akrab kembali. Rasa senang
muncul karena bertemu kembali setelah beberapa tahun belakangan tidak bertemu.
Demikian juga dengan keluarga mama
yang sebelumnya tidak pernah bertemu. Saya datang ke Makasar dan bertemu mereka.
Mereka kenal mama tetapi saya tidak. Mereka tahu saya anaknya mama. Anak mereka
juga. Jadilah kami berbagi cerita sebentar sebelum masuk dalam relasi lebih
dalam. Relasi yang benar-benar sadar bahwa kami berkeluarga. Mama saya
bersaudari dengan keluarga ini. Dan inilah indahnya kekeluargaan. (bersambung)
PA, 2/5/13
Posting Komentar