Dua Jam dalam Lion
Air
foto ilustrasi oleh Frikkie Bekker - Airteamimages |
Tetapi, saya
senang naik Lion Air. Khususnya penerbangan sore ini. Kami memang mulai dengan
perasaan tidak enak. Untuk check-in saja antrinya lama. Padahal sudah menunda
dari jadwal semula. Kalau telat di salah satu bandara otomatis di bandara
berikutnya akan molor juga. Perasaan tidak enak ini menjadi enak ketika kami
berada dalam pesawat. Penumpangnya termasuk banyak. Rupanya pesawat yang kami
gunakan ini datang dari Manado. Pesawat itu mengantar penumpang Manado-Makasar.
Lalu, berikutnya dia mengantar penumpang menuju Yogyakarta. Tetapi bukan saja
penumpang dari Makasar. Di samping saya ada penumpang dari Balik Papaan,
Kalimantan. Ini berarti penumpang dari rute lain juga berganti pesawat di Makasar.
Perjalanan
Makasar-Yogyakarta ditempuh dalam waktu 2 jam. Perjalanan menjadi tidak terasa
karena tidak berhenti untuk transit di Surabaya. Kami terbang langsung menuju
Yogyakarta. Saya juga tidak merasakan, bagaimana olengnya pesawat, pemandangan
di bawah, seperti ketika kami datang. Sebab, saya masuk pesawat dan beberapa
saat kemudian setelah lepas landas, saya tertidur. Dan, tidur ini cukup puas
karena saya sadar kembali ketika pesawat mau mendarat. Saya tertidur selama
dalam perjalanan.
Saya mungkin
capek. Tetapi sebetulnya saya tidak capek. Atau mungkin menjadi capek karena
menunggu. Kemungkinan lain adalah karena jam tidur, siang hari. Jam 1 atau 2
siang biasanya saya istirahat. Lalu, sebelum berangkat saya makan biskuit.
Boleh jadi karena perut kenyang dan jam istirahat, makanya saya tertidur. Dan,
enak rasanya tidur. Sadar begini sudah sampai Yogyakarta.
Dua jam dalam
Lion Air ini adalah waktu berharga dan berahmat. Berharga karena saya bisa
tidur. Kadang-kadang orang susah tidur. Saya malah mudah sekali. Berahmat
karena waktu ini menjadi waktu tidak bekerja bagi saya. Meski tidur juga
termasuk bekerja, saya sama sekali tidak menghasilkan apa-apa selama 2 jam ini.
Kecuali, saya tentu menghasilkan energi baru dalam tubuh.
Setiba di
Bandara, saya dijemput oleh sahabat saya. Saya begitu merasa diistimewakan.
Tetapi ini semua karena kami bekerja dalam tim. Dan, apa yang kerjakan ini
mempunyai tujuan yang jelas. Bukan asal jalan-jalan keluar kota. Segar rasanya
setelah tidur, bangun, turun dari pesawat, kemudian dilanjutkan dengan
menumpang mobil pribadi. Saya biasanya menjemput, jadi saya yang menyetir
mobil. Kali ini saya seperti menjadi pemilik mobil dan punya sopir pribadi.
Lagi-lagi saya diistimewakan. Dijemput layaknya orang besar. Tetapi mungkin
dalam diri saya orang kecil ini tersimpan potensi untuk menjadi orang besar.
Terima kasih
Tuhan untuk anugerah-Mu selama saya berkunjung ke Makasar. Saya sudah bertemu
keluarga dan menuntaskan tugas saya di sana. Kini, saya kembali ke Yogyakarta
dalam keadaan selamat dan sehat. Sekali lagi, terima kasih untuk semua
anugerah-Mu ini. (habis)
PA, 2/5/13
Gordi
Posting Komentar