Hari ini Hanya
untuk Kunjungan Saja
salah satu gereja stasi yang kami kunjungi, foto dokumen pribadi |
Pukul 9, kami mengikuti misa Hari
Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Banyak umat datang. Gerejanya cukup megah
seperti gereja di kota besar. Padahal ini hanya kota kecamatan. Tidak apa-apa,
biar orang desa juga menikmati suasana perkotaan.
Setelah misa, kami mengunjungi umat.
Kebetulan
rekan kami sudah kenal banyak orang. Banyak
umat masih mengenalnya. Kami berdua diikutsertakan dan ikut menjadi orang
terkenal seperti rekan kami. Ada acara minum-minum dan berdoa untuk orang sakit
yang kami kunjungi.
Pukul 12, kami kembali ke susteran. Makan
siang. Lalu, istirahat. Wahh tidur sore ini neyenyak sekali. Kami bangun lalu
mengunjungi satu daerah yang kebanjiran beberapa waktu lalu.
Perjalanan ke sana seperti
berpetualang. Ada jalan semi bagus. Terbuat dari semen kasar. Hanya sepeda
motor yang bisa lewat. Kami menggunakan dua sepeda motor. Melewati hutan yang
masih asri. Hanya 1 atau 2 pohon yang sudah
ditebang di pinggir jalan. Sebagian besar pohon masih berdiri
tegak.
Di daerah ini, kami bertemu pengurus gereja stasi dan juga tokoh masyarakt. Rekan kami
memang masih ingat daerah dan orang-orang di sini. Komunikasi jadi lancar dan
mudah. Kami minum dan menikmati pemandangan indah sore hari di daerah ini.
Pukul 6.20, kami kembali. Woao..perjalanan pulang ini penuh petualang. Jalanan gelap dan menyeramkan. Untunglah ada
terang dari lampu sepeda motor yang menerangi suasana di kawasan hutan ini.
Kami berjalan perlahan-lahan sambil bercerita. Saya mendengarkan pengalaman
dari rekan kami yang pernah berkarya di sini.
Setelah mandi, kami makan di salah
satu rumah kenalan. Makanan khas ala Mentawai. Ternyata makannya tidak pakai
sendok. Langsung pakai tangan saja. Menarik juga. Serasa pulang kembali ke
kampung halaman.
Selesai makan, kami bercerita di
luar rumah. Kebetulan di depan ada beranda. Rekan kami cerita di dalam bersama
dua sahabatnya. Rumah ini unik untuk saya yang baru berkunjung ke sini. Rumah
panggung. Beratapkan anyaman dedaunan sagu. Sagu adalah makanan khas orang
Mentawai. (bersambung)
Siberut-Mentawai-Sumbar, 10/5/2013
Gordi
Sebelumnya:
Posting Komentar