Halloween party ideas 2015



Hari ini Hanya untuk Kunjungan Saja

salah satu gereja stasi yang kami kunjungi, foto
dokumen pribadi
Besoknya, kamis, 9 Mei, kami sarapan dengan pastor di kamar makan pastoran. Sarapan nasi goreng, telur, roti, dan juga buahnya berupa pisang. Sarapan pagi ini sambil bercerita. Pastor menceritakan pengalamannya berkarya di paroki ini selama lebih kurang 3 tahun. Satu rekan kami juga mengisahkan karyanya selama tingal di sini 6 tahun lalu.

Pukul 9, kami mengikuti misa Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Banyak umat datang. Gerejanya cukup megah seperti gereja di kota besar. Padahal ini hanya kota kecamatan. Tidak apa-apa, biar orang desa juga menikmati suasana perkotaan.

Setelah misa, kami mengunjungi umat. Kebetulan rekan kami sudah kenal banyak orang. Banyak umat masih mengenalnya. Kami berdua diikutsertakan dan ikut menjadi orang terkenal seperti rekan kami. Ada acara minum-minum dan berdoa untuk orang sakit yang kami kunjungi.

Pukul 12, kami kembali ke susteran. Makan siang. Lalu, istirahat. Wahh tidur sore ini neyenyak sekali. Kami bangun lalu mengunjungi satu daerah yang kebanjiran beberapa waktu lalu.

Perjalanan ke sana seperti berpetualang. Ada jalan semi bagus. Terbuat dari semen kasar. Hanya sepeda motor yang bisa lewat. Kami menggunakan dua sepeda motor. Melewati hutan yang masih asri. Hanya 1 atau 2 pohon yang sudah ditebang di pinggir jalan. Sebagian besar pohon masih berdiri tegak.

Di daerah ini, kami bertemu pengurus gereja stasi dan juga tokoh masyarakt. Rekan kami memang masih ingat daerah dan orang-orang di sini. Komunikasi jadi lancar dan mudah. Kami minum dan menikmati pemandangan indah sore hari di daerah ini.

Pukul 6.20, kami kembali. Woao..perjalanan pulang ini penuh petualang. Jalanan gelap dan menyeramkan. Untunglah ada terang dari lampu sepeda motor yang menerangi suasana di kawasan hutan ini. Kami berjalan perlahan-lahan sambil bercerita. Saya mendengarkan pengalaman dari rekan kami yang pernah berkarya di sini.

Setelah mandi, kami makan di salah satu rumah kenalan. Makanan khas ala Mentawai. Ternyata makannya tidak pakai sendok. Langsung pakai tangan saja. Menarik juga. Serasa pulang kembali ke kampung halaman.

Selesai makan, kami bercerita di luar rumah. Kebetulan di depan ada beranda. Rekan kami cerita di dalam bersama dua sahabatnya. Rumah ini unik untuk saya yang baru berkunjung ke sini. Rumah panggung. Beratapkan anyaman dedaunan sagu. Sagu adalah makanan khas orang Mentawai. (bersambung)

Siberut-Mentawai-Sumbar, 10/5/2013
Gordi


Sebelumnya:



Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.