Berlayar Menuju Sikabaluan
foto di atas kapal, dokumen pribadi |
Kami berangkat pukul 11.30 dari pastoran menuju
pelabuhan. Kami melewati jalan raya Siberut yang berukuran hanya untuk 2 mobil kecil.
Bahkan, di beberapa bagian hanya cukup untuk 1 mobil. Kalau berpapasan, 1-nya
harus mencari tempat yang luas. Inilah dinamika perjalanan di Pulau kecil ini.
Tetapi perjalanannya menarik. Siang itu, saya menikmati
pemandangan di sekitar jalan yang kami lalui hingga tiba di pelabuhan.
Panjangnya lebih kurang 3 kilo meter.
Kami menunggu kapal yang datang sekitar pukul 12-an.
Menjelang pukul 1 kami bertolak menuju Sikabaluan dengan Kapal NANDE, kapal antar-pulau.
Ada 3 pulau besar di Kepulauan Mentawai yakni Siberut, Sikakap, dan Sipora.
Kapal ini melewati 3 pulau ini. Itulah sebabnya disebut kapal antar-pulau. Di
pulau Sikakap terdapat ibu kota kabupaten karena letaknya di tengah, antara dua
pulau lainnya.
Kapal ini agak besar. Lebih besar dari kapal Sumber
Rejeki Baru yang saya tumpangi dari Padang. Penumpangnya banyak. Banyak pula
yang turun di Siberut. Kami naik dan membayar Rp. 5.000 per orang. Murah
bukan? Ya, sebab biaya operasionalnya
ditanggung pemerintah. Kapal ini menjadi bentuk bantuan pemerintah.
Lebih
kurang 1, 5 jam berlayar, kami berhenti.
Rupanya ada 1 pemberhentian di sini. Saibi namanya. Itu
juga menjadi satu kota kecamatan di Pulau Siberut ini. Di sini belum ada
dermaga yang memadai sehingga kapal hanya berhenti di tengah laut saja. Kami
menunggu sekitar 30 menit sebelum speed
boat jemputan muncul. Boat ini membawa penumpang yang menuju Sikabaluan,
tujuan terakhir kapal. Juga menjemput penumpang yang turun di Saibi.
Dari sini, perjalanan masih panjang, sekitar separuhnya
lagi. Banyak penumpang yang duduk dan tidur di dek bagian depan kapal. Dek ini
berupa tenda yang dipasang terpal tebal. Di dalam itu duduk orang tua, orang
muda, dan anak-anak. Sebagian penumpang duduk di beranda luar kapal. Di sini
pemandangannya bagus. Bisa melihat laut dan pemndangan sekitar lautan.
Pukul 18.00, kami tiba di Sikabaluan. Kapal sandar dan kami
turun. Selanjutnya, kami memakai ojek menuju pastoran. Jaraknya lumayan jauh.
Jalannya tidak sebagus di Sibeurt sehingga harus hati-hati. Rasa sakit di
pantat tidak terhindarkan ketika jaland engan motor ini.
Kami
disambut ramah oleh 2 orang suster dari kongregasi ALI dan juga Pastor Berto,
Pr, pastor rekan Paroki St Maria Asumta, Sikabaluan. Kami minum sebentar lalu mandi. Makan malam di susteran karena pastor ikut
acara dengan OMK dan ada misa di lingkungan. Ssaya dengan Kornel, teman saya,
tidur di satu kamar yang bagus. Ada kamar mandi dio luar. Saya bisa tidur
nyenyak malam ini. Mungkin karena capek jalan. (Bersambung)
Siberut-Mentawai-Sumbar, 10/5/2013
Posting Komentar