foto, dok. pribadi |
Seorang
ibu membukakan pintu. Ibu yang ramah ini adalah ibu dari teman kami itu. Teman
Kornel ya teman kami. Dia mempersilakan kami masuk dan duduk di kursi sofa yang
ada di ruang tamu. Dia sendirian di rumah saat kami tiba. Anak-anaknya ke luar kota. Satu di Jakarta
yang sedang bekerja dan dua di Muntilan, Jawa Tengah yang sedang sekolah.
Bapak, suaminya, bekerja di Bogor.
Ibu
yang asli Sunda ini memberi kami makanan dan minuman ringan. Ada 3 gelas dan 1 botol cocacola, kemudian
ada roti dan semangka putih. Woao…enaknya kalau dimakan. Kami memang sedang
lapar dan haus. Makanan siang hanya berupa roti saja dan airnya berupa jus
saja. Sekarang makanan dan minuman ada di hadapan kami. Pelan-pelan kami
mencicipi hidangan itu.
Sambil
bercerita sambil makan sambil minum. Banyak cerita yang dikisahkan. Saya dan
teman Yudi tidak banyak bicara tetapi banyak mengangguk. Kornel dan ibu yang
banyak bicara. Mereka kan
sudah pernah bertemu sebelumnya. Juga karena anaknya dan Kornel satu sekolah.
Jadi, ada cerita tentang pengalaman anaknya bersama Kornel di sekolah.
foto, dok. pribadi |
Kami
tiba di warung Sunda Rasa, sebuah warung elit di Sukabumi. Eits…ini kesan saya
setelah melihat pengunjung di sini. Sebagian besar bermobil..hanya beberapa
sepeda motor yang tampak di tempat parkir warung. Boleh jadi sepeda motor itu
milik regu pengaman alias satpam. Jika demikian lengkaplah kesan warung ini
warung elit.
Di
dalam warung sudah duduk pengunjung berkelompok. Ada anak muda ada orang tua beserta keluarga
dan sebagainya. Kami mengambil posisi di salah satu sudut. Di situ kami
melanjutkan cerita sambil memilih menu makanan dan minuman. Ibu yang mencatat
semuanya lalu menyerahkan ke pelayan warung.
Woao….makanan
dan minumannya enak banget. Porsi yang dipesan cukup banyak. Kami kenyang
dengan menu ini. Namun di akhir cerita masih ada makanan yang belum dihabiskan.
Sayang kalau ini tidak dihabiskan padahal sudah dibayar. Kami pun melahap
semuanya dengan senang hati. Perut boleh kencang. Kami tahu tidak semua orang
masuk di warung ini, tidak semua orang mendapat nasi pada malam ini. Jadi kalau
ada nasi hargailah itu sebagai pemberian Tuhan. Oleh karena itu kami
menghabiskannya. Kami tidak ingin membuang nasi, di luar sana masih banyak saudari/a yang tidak
mendapat nasi.
Kami
mengucap terima kasih untuk keluarga ini terutama bapak dan ibu. Kami keluar
dari warung dan masing-masing menuju mobil. Kami ke mobil kami dan bapak-ibu ke
mobil mereka. Berjalan beriringan lalu berpisah di salah satu perempatan jalan.
Mereka ke rumah dan kami ke Jakarta.
Terima kasih bapak dan ibu atas rejeki yang boleh kami nikmati pada malam hari
ini.
Dalam
mobil saya langsung tertidur karena kekenyangan. Kornel menyetir mobil dan
hanya dia yang bangun. Beruntung dia menyetir dengan nyaman di tengah kemacetan
jalan raya Sukabumi. Saya merentangkan kursi lalu tertidur. Demikian juga
dengan teman saya. Tau-tau….sudah di
rumah lagi.
Wah
petualangan ke Sukabumi memang asyik. Orang Sukabumi manis-manis dan
cantik-cantik ceweknya, itu kesan orang. Saya mengamini. Alamnya juga indah
terutama di daerah pondok Halimun. Keindahan alam dipadukan dengan keindahan
sikap manusia. Tuhan terima kasih atas anugerahmu hari ini. (Habis..)
CPR,
Juli 2012
Gordi
Afri
Posting Komentar