Makan siang
di Sendangsono
gambar, www.carifilii.es |
Kami melewati
jalan kecil ke Sendangsono. Jalan itu hanya seukuran 2 mobil kecil. Jadi kalau
truk muat pasir atau truk tebu yang agak besar lewat, mobil lainnya menyingkir.
Jalanannya sepi tetapi ada tanjakannya. Ada jembatan yang dilewati aliran kali
progo. Jalannnya cukup bagus. Tidak banyak lubang. Boleh jadi jarang dilewati
kendaraan besar.
Saya memutar
lensa kamera. Mengambil gambar pemandangan yang bagus di sekitar jalan. Banyak daun
hijau. Pepohonan banyak dan berimbun. Tidak banyak melewati rumah. Boleh jadi
penduduk di sini agak sedikit. Memang ini adalah daerah perbukitan. Posisinya agak
tinggi. Gua Maria ini berada di bukit. Suasananya sejuk di daerah ini.
Setelah 30
menit melaju, kami pun tiba di Sendangsono. Kami parkir mobil lalu berjalan
kaki sejauh 200 meter menuju gua. Kami melewati pintu masuk. Di kiri kanan
jalan ada tukang jualan benda-benda rohani. Rosario, patung, gambar kudus, air
suci, dan sebagainya. Ada yang merupakan hasil kerajinan sendiri. Ada juga yang
dibeli di luar kota lalu dijual di sini. Macam-macam cara memperoleh bahan
jualan. Asalkan laku saja. Roda ekonomi terus berputar.
Kami lapar
karena sudah jam makan menurut jadwal kami. Segera kami mengambil tempat duduk
di pondok yang disediakan pihak pengelola gua. Ada 3 pondok besar untuk tempat
istirahat. Juga tempat untuk makan atau acara lainnya. Kami menempati satu
pondok. Ada juga 2 keluarga yang mampir tetapi mereka hanya sebentar saja. Mereka
tidak maka sperti kami. Kami melahap dengan puas. Menunya enak. Ada telur,
daging, nasi, plus lauk.
Setelahnya
kami menuju gua. Sempat foto-foto juga. Lalu, kami berdoa. Mempersembahkan 5
peristiwa rosario. Dalam doa ini kami menyampaikan banyak hal. Ada ungkapan
syukur, permohonan, juga terima kasih kami kepada Bunda Maria. Teman saya
lincah dalam hal memimpin doa. Kami yang lain berpartisipasi dalam bentuk
mengucapkan doa salam Maria. Doa kan bukan kegiatan individual. Meski doa
pribadi juga ada. Tetapi saat ini kami berdoa bersama, doa berkelompok. Jadi,
partisipasinya untuk semua.
Selesai doa
kami foto bareng sebagai kenang-kenangan. Biar ada jejaknya. Apalagi satu teman
rencanaya dalam waktu dekat akan meninggalkan kota Yogya. Dia datang sebentar
saja lalu kembali lagi. Saya yang baru tiba di Yogya jadi beruntung juga. Boleh
jadi saya masih ada kesempatan untuk datang ke sini lagi. Tetapi biarlah saya
ikut membuat jejak juga. Datang nanti dan sekarang kan beda.
Setelahnya
kami langsung pulang. Perjalanan pulang cukup menarik juga. Menariknya ya
melihat pemandangan. Lagi-lagi saya arahkan lensa kamera ke luar. Di sisi kiri
dan kanan jalan. Pemandangannya mirip seperti di kampung. Tetapi karena
terbiasa melihat pemandangan gedung di kota, pemandangan alam seperti ini
menjadi favorit sekali.
Meskis enang
perjalanan ini terasa capek juga. Saya kurang istirahat. Saya jadi mudah capek.
Tubuh ini memang butuh istirahat juga. Contohnya seperti dalam perjalanan jauh
seperti ini. banyak tenaga yang keluar. Harus ada tambahan tenaga baru. Kalau tidak
ada waktu istirahat yang cukup. Demikian saja tulisan ini. semoga bermanfaat
bagi pembaca. (habis)
PA,
29/9/2012
Gordi Afri
Posting Komentar