Jalan-jalan mestinya disertai dengan
foto-foto. Ini yang diamini oleh banyak orang terutama yang hobi jalan-jalan.
Rasanya tidak ada yang khusus jika jalan-jalan itu tidak diabadikan. Apalagi
kalau perjalanan itu menjadi kesempatan langka. Juga bagi mereka yang
berkeluarga, perjalanan itu menjadi sesuatu yang berharga. Di rumah masih ada
istri/suami dan anak-anak yang menunggu foto-foto kita.
Bulan Agustus kemarin, saya dan dua orang
sahabat mengunjungi kompleks Gereja Katolik Ganjuran dan Candi Hati Kudus
Yesusnya. Tempat ini unik dan ramai dikunjungi orang. Tak jarang jika tempat
ini terkenal. Saya sudah beberapa kali ke sana. Paling tidak sekarang sudah
lebih dari dua kali.
Perjalanan kali ini tidak diabadikan
dengan foto-foto. Yaaah..semacam kunjungan biasa. Padahal ada perbedaan antara
kunjungan dulu dan dan sekarang. Gereja dan kompleks yang dulu—sebelum gempa
Yogya tahun 2006—beda dengan gereja sekarang. Sekarang agak megah dan tentunya
baru saja didirikan atau direnovasi.
Gereja dan kompleks candi boleh saja
berbeda tetapi kami tidak memedulikannya. Kebetulan kunjungan ini juga
mendadak. Hanya dirunding sepuluh menit sebelum jalan lalu langsung jalan.
Kunjungan ini memang hanya sekadar
kunjungan. Seorang sahabat belum pernah ke sana dan mau melihat tempat itu.
Saya ikut saja untuk menemani. Jadi...kunjungan ini tetap menjadi kenangan
meski tidak ada foto-foto. Mudah-mudahan kunjungan berikutnya bisa dibuatkan
foto-foto.
Bukan foto-foto yang penting meski itu
berguna. Yang penting adalah saya mau dan rela menemani sahabat saya.
PA, 15/10/2012
Gordi Afri
Posting Komentar