foto dari lacasajingga.blogspot.com |
Salah satu rumah sakit yang saya ingat di kota Yogyakata
adalah Rumah Sakit Panti Rapih.
Di rumah sakit ini saya pernah menunggu teman yang
sakit. Bermalam juga pernah. Dingin. Makan di luar rumah sakit ini. Di dekat
UGM.
Selain itu, di sini juga saya jadi relawan gempa bumi
Jogja tahun 2006. Tulisan relawan terpampang besar di dada. Di sini saya
menolong orang sakit. Menyaksikan penderitaan korban gempa. Patah tulang kaki,
tangan, bercak darah, dan sebagainya. Ngeri rasanya.
Hari ini, Jumat, 22/2/13, saya datang ke sini lagi. Mengunjungi
sahabat yang sakit. Saya mulai lupa lorong-lorongnya. Dia ada di Ruang Elisabet
kamar nomor 111. Saya bertanya pada petugas keamanan. Dia beri tahu. Dan saya
pun ikut petunjuknya.
Saya bertemu dia. Sudah ada 3 pengunjung yang datang. Beruntunglah
dia dikunjungi. Dia tidak sepi. Ada orang yang ajak ngobrol dia juga dijaga
oleh sahabatnya. Wah asyik kalau begini.
Saya menikmati perjalanan saya hari ini. Datang dengan
sepeda motor. Lalu, masuk rumah sakit bermodalkan tanya-tanya. Dari petugas
parkir, petugas pintu gerbang, petugas keamanan lorong, dan sebagainya.
Inilah indahnya perjalanan. Bertanya, bertanya, dan
bertanya. Saya juga menikmati pemandangan indah di luar ruang sahabat saya. Di situ
ada lorong besar. Saya menengok ke arah kampus UGM, sebelah utara. Ada pemandangan
Gunung Merapi berkabut. Woao....menjelang tengah hari ada kabut.
Terima kasih teman untuk perjumpaan hari ini. Saya pamit
lalu kembali ke rumah. Terima kasih Tuhan untuk perjalanan hari ini.
PA, 23/2/13
Gordi
Posting Komentar