Halloween party ideas 2015



gambar dari en.wikipedia.org
Rabu, 20 Maret 2013 menjadi tanggal bersejarah. Bukan sejarah nasional tetapi sejarah kehidupan di Yogyakarta. Hari ini saya masuk Rumah Sakit Panti Rapih. Bukan menjadi pasien tetapi mengantar pasien. 

Ceritanya demikian. Sekelompok pemuda yang kami bina di Yogyakarta pulang kuliah pada Rabu siang. Mereka menyeberang—seperti biasa—di jalan ramai. Biasanya menyeberang berombongan sehingga mobil dan motor berhenti sejenak. Mereka menggunakan sepeda.

Saya tidak tahu peristiwa sebenarnya. Tetapi dari teman-teman, saya tahu kisahnya. Entah seorang teman ini menyeberang sendiri atau nekat nyeberang, sehingga dia tertabrak sepeda motor.

Dia luka di kakai, tangan, dan memar di badan. Saya tidak tahu pengendara motor yang menabraknya, luka di bagian mana. Tetapi yang jelas, teman kami ini luka parah.

Saya melarikan dia ke rumah sakit. Nekat, dan tanpa helm. Lewat di dua kantor polisi di pinggir jalan. Saya sudah punya alasan untuk berargumen jika polisi menahan saya. Saya membawa pasien yang tertabrak di pinggir jalan. Tak mungkin dia menahan. Kalau ditahan akan saya jawab sesuai argumen saya.

*****

Untung tidak ditahan. Perjalanan mulus. Saya bawa teman ini ke Rumah Sakit panti Rapih. Masuk di bagian IGD, Instalasai Gawat Darurat. Dua petugas keamanan rumah sakit langsung mengambil kursi roda ketika kami tiba di depan rumah sakit. Mereka mengantar teman kami ini ke ruang perawatan dan mempersilakan saya memarkir motor. Saya menuju pojok parkiran dan memarkir motor.

Kemudian saya masuk. Saya mencari di ruang perawatan tetapi tidak ada teman saya. Saya tahu ruang yang saya tujukan itu benar, ruang perawatan. Tetapi, kok tidak ada. Saya menuju ruang informasi. Mbak yang berjaga juga tidak tahu, ke mana tadi teman saya. Dia menganjurkan menuju ke ruang yang saya tuju tadi. Saya masuk lagi dan akhirnya bertemu.

Dua perawat dan seorang dokter merawat teman saya. Luka-lukanya dibersihkan lalu diobat. Ada cairan yang dioleskan. Setelahnya dibungkus dengan kapas dan plester luka.

Sesaat kemudian, petugas dari bagian pasien memanggil saya. Dia meminta data teman kami untuk dibuatkan kartu pasien rumah sakit. Saya mengisi formulir dan akhirnya dapat kartu itu. Ternyata kartu itu hanya untuk pasien. Saya ingat pengalaman saya di Rumah Sakit St Carolus-Jakarta beberapa waktu lalu ketika membuat kartu itu. Saya bertanya apakah yang bukan pasien juga bisa mengurus kartu itu. Ternyata tidak, “harus jadi pasien dulu,” katanya.

Saya kembali ke kamar perawatan teman saya. Luka-luka sudah diurus. Mereka meminta untuk difoto (rontgen) dan kami setuju. Sebab, kaki teman kami ini tadi sempat keseleo/terkilir. Saya mengantar bersama perawat/ saya menunggu di ruang tunggu.
Kemudian, teman saya keluar dan kami menuju kamar perawatan lagi. Kami menunggu lama di situ. Sambil bercerita, membuat teman saya tidak merasa sakit atas luka-luka yang ada. Setelah 1,5 jam, keluarlah hasilnya. Tidak ada keretakan atau pergeseran pada pergelangan dan tulang kaki kanan. Lalu, kami menunggu resep obat.

*******

Kami menunggu resep ini agak lama. Saya menyerahkan daftar reep dari dokter dan mendapat kartu antri dengan nomor 1097. Menunggu panggilan dari loket 2, loket pembayaran. Setelah dipanggil, saya masuk dan ternyata ada kesalahan prosedur. Kami mau membayar lewat jalur instansi. Istilah di rumah sakit itu, membayar lewat piutang.

Saya dipersilakan menuju kasir pusat untuk mengurus ini. Untung saja di sana tidak ada antrian. Saya mengurus cepat lalu kembali ke loket pembayaran. Saya menyerahkan resep beserta keterangannya. Kami masih menunggu sekitar 30 menit. Lalu, obat keluar. Kami pulang naik motor.

Lagi-lagi tidak ada helm. Saya lewat jalan ramai dan besar. Polisi tidak menahan kami. Mungkin mereka melihat teman saya berbalut plester luka. Saya memacu motor dengan kencang. Sebab, sudah sore hari.

Wah...sampai di ruamh sudah sore. Capek...... Istirahat sebnatar lalu mandi.....

Terima kasih Tuhan atas penyertaan-Mu pada pengalaman hari ini.

PA, 21/3/13
Gord

Posting Komentar

  1. Balasan
    1. Hallo Pak Yuda, terima kasih sudah berkunjung
      Saya lupa waktu itu berapa besar bayarannya
      soalnya tugas saya hanya mengantarnya, teman saya yang mengurus admisnistrasinya
      salam

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.