Bukan Karena Tidak Mau tetapi Tidak Tahu
Selain keluarga Tanta, kami juga mengunjungi keluarga besar Almarhumah Nenek, ibu dari bapak saya di Sumar. Kunjungan ke sini dibuat dua kali. Pertama, ada pesta adat (Pasa). Kedua, acara penghormatan pada arwah leluhur kami.
Di sini Nenek kami lahir. Kampungnya dari sini. Kami sebagai cucu, juga
bapak sebagai anaknya, tetap teratur mengunjungi kampung nenek ini. Bagi, kami,
dalam kepercayaan adat Manggarai, kampung nenek merupakan asal-usul anak-cucu.
Itulah sebabnya kami selalu mengunjungi kampung ini. Dari sini kami semua
berasal.
Saya juga baru tahu kalau keluarga besar kami di sini banyak. Ketika acara
pertama, saya, dua adik perempuan saya, bapak saya, dan kakak sepupu saya,
turut hadir. Dan, rupanya bukan hanya kami saja. Banyak keluarga lain. Dalam
hitung-hitungan asal-usul, yang datang saat itu adalah keluarga saudari. Ada
berapa keluarga saudari yang hadir. Semuanya bersatu dan memberikan sejumlah
dana kepada keluarga saudara.
Ibu dari bapak saya berasal dari Ngkaer-Satarmese.
Dia hanya mendengar ujaran itu. Belum pernah saling kunjung. Itulah
sebabnya bapak mengajak saya dan adik saya berkunjung ke sana. Dan menjadi
sebuah berkat da rahmat karena, kami bertemu dengan keluarga itu. Setelah dihubung-hubungkan
melalui cerita, kami berhasil bertemu keluarga ini.
Kami pikir kampung itu jauh dan kami mungkin tersesat. Rupanya tidak. Dari Ruteng,
kami naik mobil tujuan Narang. Dan kami turun di tengah jalan, di mana ada
kampung perkembangan dari Ngkaer. Dan di sinilah kami menemukan keluarga kami.
Terima kasih kakek dan nenek yang sudah menerima kami. Terima kasih Tuhan untuk
anugerhamu ini. (bersambung)
CPR, 20 Agustus 2013
Gordi
Posting Komentar