Dari Ataturk-Istanbul
ke Leonardo Da Vinci-Fiumicino-Roma
bandara di Roma, gambar dari google |
Beda dengan penerbangan Jakarta-Istanbul
yang menggunakan Airbus A330, perjalanan ke Roma dari Istanbul menggunakan
pesawat berukuran lebih kecil, A321. Bagian dalamnya jelas lebih kecil pula. Di
pesawat A330, ada 2 lorong dan 3 bagian kursi penumpang. Kiri ada 1 bagian
dengan 2 kursi, tengah 1 bagian dengan 4 kursi penumpang, dan kanan ada 1
bagian dengan 2 kursi. Total ada 8 kursi. Di pesawat yang kami tumpangi ke Roma
hanya ada 2 bagian penumpang masing-masing terdiri dari 3 kursi. Total ada 6
kursi. Jadi, bisa dibayangkan lebarnya badan pesawat.
maskapi Italia, Alitalia di bandara Roma, gambar dari google |
Tetapi, badannya boleh kecil,
pelayanannya tetap besar (sepenuh hati) seperti di pesawat sebelumnya.
Maskapinya memang sama hanya pesawatnya saja yang beda. Kami dapat jatah makan
sekali dalam perjalanan ini. Kami disuguhi makanan hamburger, makanan dari Jerman yang kemudian menjadi terkenal di
Amerika dan seluruh dunia termasuk Indonesia. Saya juga memilih minum jus
daripada aqua atau coca-cola. Bule Afro-Amerika ini makannya cepat. Mungkin
karena biasa makan hamburger di
negerinya. Dia lebih cepat dari kami.
Setelah makan, saya tidak tidur. Saya
menikmati penerbangan yang singkat ini. Hanya 2 jam dan 40 menit. Beda waktu
Italia dan Turki sekitar 2 jam tetapi mungkin menjadi 1 jam di musim panas.
Kami tiba di Roma sekitar jam 10 waktu Roma. Jam saya masih menunjukkan jam
Indonesia waktu kami tiba sehingga tidak bisa menjadi ukuran yang tepat. Saya
mengecek jam di bandara.
model bandara di Roma, gambar dari google |
Sayang sekali dalam perjalanan ini saya
tidak sempat mengambil foto. Padahal pemandangan bagus dari Turki ke Roma.
Lewat laut yang biru pemandangannya. Juga kala tiba di daratan Italia. Tampak
hijau. Padahal saya bayangkan tidak ada atau sedikit saja pohon atau tumbuhan.
Nyatanya tidak. Di sekitar bandara Roma saja banyak pohon hijaunya, saat itu.
Tetapi ada juga bagian rumput yang tampak seperti terbakar musim panas. Maklum
saat itu, Eropa sedang dalam musim panas.
Bandar Udara Fiumicino, gambar dari google |
Di bandara Roma, ada pemandangan bagus.
Saya mau berfoto di depan tulisan welcome
dan dalam bahasa Italianya Benvenuto dengan latar artis Italia,
saya lupa namanya. Tetapi, tidak sempat. Sebab kami buru-buru. Turun dari
pesawat, naik trem, ke ruang tunggu berikutnya, setelah melewati ruang
imigrasi.
Perjalanan ini indah sekali. Namun
melelahkan juga. Tetapi terima kasih Tuhan, kami sudah sampai di Roma setelah
15 atau 16 jam di udara dan 5 atau 6 jam di ruang tunggu. Kami belum sampai
tujuan tetapi sudah mendarat. Kami mau menjumpai orang yang menjemput kami.
Akan saya ceritakan di kisah selanjutnya. Kisah yang membuat kami hampir nyasar
di bandara Leonardo Da Vinci-Fiumicino-Roma
ini. (bersambung)
Parma, 8 Januari 2014
Posting Komentar