Halloween party ideas 2015

Dari Ataturk-Istanbul ke Leonardo Da Vinci-Fiumicino-Roma

bandara di Roma, gambar dari google
Beda dengan penerbangan Jakarta-Istanbul yang menggunakan Airbus A330, perjalanan ke Roma dari Istanbul menggunakan pesawat berukuran lebih kecil, A321. Bagian dalamnya jelas lebih kecil pula. Di pesawat A330, ada 2 lorong dan 3 bagian kursi penumpang. Kiri ada 1 bagian dengan 2 kursi, tengah 1 bagian dengan 4 kursi penumpang, dan kanan ada 1 bagian dengan 2 kursi. Total ada 8 kursi. Di pesawat yang kami tumpangi ke Roma hanya ada 2 bagian penumpang masing-masing terdiri dari 3 kursi. Total ada 6 kursi. Jadi, bisa dibayangkan lebarnya badan pesawat.

maskapi Italia, Alitalia di bandara Roma, gambar dari google
Tetapi, badannya boleh kecil, pelayanannya tetap besar (sepenuh hati) seperti di pesawat sebelumnya. Maskapinya memang sama hanya pesawatnya saja yang beda. Kami dapat jatah makan sekali dalam perjalanan ini. Kami disuguhi makanan hamburger, makanan dari Jerman yang kemudian menjadi terkenal di Amerika dan seluruh dunia termasuk Indonesia. Saya juga memilih minum jus daripada aqua atau coca-cola. Bule Afro-Amerika ini makannya cepat. Mungkin karena biasa makan hamburger di negerinya. Dia lebih cepat dari kami.

Setelah makan, saya tidak tidur. Saya menikmati penerbangan yang singkat ini. Hanya 2 jam dan 40 menit. Beda waktu Italia dan Turki sekitar 2 jam tetapi mungkin menjadi 1 jam di musim panas. Kami tiba di Roma sekitar jam 10 waktu Roma. Jam saya masih menunjukkan jam Indonesia waktu kami tiba sehingga tidak bisa menjadi ukuran yang tepat. Saya mengecek jam di bandara.
model bandara di Roma, gambar dari google

Sayang sekali dalam perjalanan ini saya tidak sempat mengambil foto. Padahal pemandangan bagus dari Turki ke Roma. Lewat laut yang biru pemandangannya. Juga kala tiba di daratan Italia. Tampak hijau. Padahal saya bayangkan tidak ada atau sedikit saja pohon atau tumbuhan. Nyatanya tidak. Di sekitar bandara Roma saja banyak pohon hijaunya, saat itu. Tetapi ada juga bagian rumput yang tampak seperti terbakar musim panas. Maklum saat itu, Eropa sedang dalam musim panas.

Bandar Udara Fiumicino, gambar dari google
Di bandara Roma, ada pemandangan bagus. Saya mau berfoto di depan tulisan welcome  dan dalam bahasa Italianya Benvenuto dengan latar artis Italia, saya lupa namanya. Tetapi, tidak sempat. Sebab kami buru-buru. Turun dari pesawat, naik trem, ke ruang tunggu berikutnya, setelah melewati ruang imigrasi.

Perjalanan ini indah sekali. Namun melelahkan juga. Tetapi terima kasih Tuhan, kami sudah sampai di Roma setelah 15 atau 16 jam di udara dan 5 atau 6 jam di ruang tunggu. Kami belum sampai tujuan tetapi sudah mendarat. Kami mau menjumpai orang yang menjemput kami. Akan saya ceritakan di kisah selanjutnya. Kisah yang membuat kami hampir nyasar di bandara Leonardo Da Vinci-Fiumicino-Roma ini. (bersambung)

Parma, 8 Januari 2014




Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.