Halloween party ideas 2015

Sampaikan Doamu lewat Lilin

Lilin bukan saja sebagai penerang tetapi juga sebagai media pengantar doa. Kita semua tahu lilin berjasa menerangi umat manusia. Di kampung-kampung yang belum ada listrik, lilinlah sumber terang. Saya juga dulu waktu SMP masih pakai lilin untuk belajar di pagi hari sebelum mandi pagi dan berangkat sekolah. Bahkan, di zaman modern pun lilin masih dicari. Di kala ada kematian atau berkunjung ke kuburan keluarga, lilin selalu menjadi andalan. Saat berdoa, lilin juga dipakai sebagai penerang. Ya, lilin yang sederhana itu manfaatnya luar biasa.


Di Lourdes, saya lihat orang-orang menjual dan membeli lilin-lilin ini. Di toko-toko sekitar Lourdes, banyak dijual lilin. Dari ukuran kecil 1o cm hingga ukuran besar 1-1,5 meter. Mirip lilin paskah dalam liturgi Gereja Katolik. Lilin ini laku sekali. Baik yang ada di toko maupun di dalam kompleks Lourdes. Yang di dalam kompleks tampaknya lebih unik cara jualnya. Tidak beda dengan minuman kopi, cokelat, susu, dan minuman lainnya yang dipajang di mesin untuk dijual. Tidak ada pelayannya. Pelayannya adalah pembeli sendiri. Tinggal masukan sejumlah uang dan menekan tombol yang ditentukan lalu keluar minumannya. Demikian juga lilin di Lourdes, masukan uang lalu tekan tombol untuk memilih ukuran lilin, dan nanti keluar sendiri.

Orang-orang berbondong-bondong membawa lilin itu ke tempat pembakaran lilin yang ada di samping kanan gua, sebelum masuk kompleks pemandian air suci. (lihat catatan saya sebelumnya di sini). Di situ disediakan beberapa kotak besar berukuran sekita 1,2 meter panjang dan lebarnya, dan tingginya 2,5 meter. Di dalamnya ada tempat khusus untuk menaruh lilin dengan posisi tegak. Sudah di atur dengan rapi. Lalu, lilin-lilin itu dinyalakan. Tentu oleh mereka yang menyimpannya dengan maksud tertentu. Lilin itu akan menyala sampai cairannya habis.

Di antara lilin-lilin itu ada yang diberi tulisan khusus. Ini bisa dipesan langsung di tempat penjualannya. Nama keluarga, nama kelompok peziarah, ujud doa, dan sebagainya. Jangan heran jika di lilin itu tertera tulisan dalam berbagai bahasa. Ada yang berbahasa Italia, Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Korea, Cina/Mandarin, Tagalog, dan sebagainya. Ini yang menarik bagi saya.

Lilin itu rupanya sebagai media pengantar doa. Melalui lilin itu, manusia menyampaikan doanya pada Tuhan. Tentu tidak begitu saja. Mereka yang membakar lilin itu berhenti sejenak untuk berdoa secara pribadi dengan Tuhan. Sama halnya mereka yang membakar lilin di depan Bunda Maria lalu duduk berjam-jam untuk berdoa bersama Bunda Maria. Demikian mereka ini. Lilin yang besar memang tak mungkin dibakar di depan patung Bunda Maria karena ukurannya beda dengan ukuran tempat lilin di situ. Jadi, dibuatlah tempat khusus untuk membakar lilin dengan berbagai ukuran seperti ini.

Lilin yang menyala itu menjadi harapan kiranya manusia juga menjadi penerang bagi sesamanya. Cahaya lilin memang tidak cerah seperti cahaya lampu listrik namun cahaya lilin tak akan tergantikan. Lilin di mana-mana dan kapan saja akan selalu dibutuhkan. Selain lilin sebagai alat bantu untuk doa, taman sebagai sarana untuk berdoa juga tak kalah penting. Di Lourdes juga ada taman untuk berdoa. Untuk bagian ini kita lihat di edisi selanjutnya. Jangan lupa ikuti terus tulisan saya setiap edisi. Akan lebih lengkap jika baca dari edisi pertama. Terima kasih dan sampai jumpa lagi. (bersambung)

Parma, 1/9/2014

Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.