Film Tabularasa yang ditunggu-tunggu itu akhirnya
diputar. Nunggunya terasa lama. Untung kami melakukan aktivitas lain untuk
mengisi waktu kosong yang ada. Bayangkan kami tiba jam 3.30 sore dan film
diputar jam 9 malam. Itulah sebabnya kami berkunjung ke gereja katedral Milan,
untuk mengisi waktu yang ada. Kami kembali jam 7 sore.
Selain itu, kami juga sempat bercerita dengan sahabat
kami di kota Milan. Sahabat yang sudah pernah bertemu di Parma pada acara
sebelumnya. Ada Suster Anna ALI, suster Indonesia yang bekerja di kota Milan,
ada temannya orang Italia bernama Eva, ada mbak Julia asal Bogor yang sedang
menempuh studi entah S2 atau S3 di Universitas Sacro Cuore Milan. Ada juga Mbak
Erni asal Sulawesi Selatan beserta suaminya asal Bandung. Selain dengan mereka,
juga dengan teman-teman lain yang banyak sekali jumlahnya. Tak bisa saya sebut
satu per satu.
Sebelum pergi nonton film, kami membereskan ruangan makan
yang kami gunakan. Kami juga membereskan perlengkapan dan memasukkannya ke
dalam mobil. Lalu, kami menuju bioskop.
Bioskopnya tidak jauh dari Casello Ovest di Porta Venezia. Bisa jalan kaki saja. Sekitar 200
meter. Tepat di seberang jalan. Bioskop itu menjadi bagian dari Auditorium San
Fedele dan beralamat di Via Hoepli, 3, Milano. Untuk lebih jelas informasi
tentang Festival Center dan Auditorium ini, pembaca bisa klik di sini http://www.festivalcinemaafricano.org/
Rupanya budaya jam karet Indonesia masih berlaku di sini.
Katanya jam 9 tapi jadinya 9.30. Film ini berdurasi 103 menit. Katanya juga
kami akan bertemu sutradaranya, Adriyanto Dewo tapi tidak bertemu. Kata panitia
dia ketenggalan kereta atau entah ada masalah lain. Sebelumnya, diberitakan dia
direncanakan akan menerima wawancara dengan para jurnalis sebelum film diputar.
Film akhirnya dipitar dan ditonton bukan saja oleh orang
Indonesia tapi juga oleh orang Italia. Resensi film bisa dibaca di sini, http://gordyafri.blogspot.it/2015/05/resensi-film-tabularasa-2014.html
Setelah nonton, kami pulang ke Parma. Tiba di Parma
sekitar jam 00 lebih 30 menit. Sudah lewat tengah malam. Lelah tetapi asyik. Ada
gunanya jalan-jalan hari ini. bertemu sahabat Indonesia, merasakan
kekeluargaan, mengunjungi gereja katedral yang megah itu, dan sebagainya. Tiap perjalanan
selalu ada hikmahnya. Terima kasih Mbak Ina, terima kasih Giuseppe, terima
kasih untuk teman-teman di Parma dan di Milan. (habis)
Salam dari Parma,
19/6/2015
Gordi
Posting Komentar