Halloween party ideas 2015


Seperti sudah disinggung sebelumnya bahwa gereja katedral di Milan adalah salah satu gereja terkenal. Tak jarang jika kota Milan memilihnya sebagai ikon. Memang gereja itu megah. 

Bergaya arsitektur Barokah. Kelihatan dari luar saja megah. Banyak runcing-runcing di bagian atap setiap sayapnya. Dari bagian utama yang berjumlah tiga, ke bagian samping yang jumlahnya banyak. Modelnya mirip dengan gereja katedral di Jakarta. Hanya saja tentu ukurannya berbeda. Yang di Milan ini besar sekali. Yang di Jakarta kecil.

Kami masuk bagian dalam gereja ini. Di pintu masuk dicek semua barang bawaan pengunjung. Ada tentara (bukan polisi) yang berjaga di pintu masuk. Entah mungkin ini hanya kebetulan saja. Biasanya polisi yang jaga seperti ketika masuk Basilika Santo Petrus di Vatikan, Roma. Bisa dipahami jika dikaitkan dengan situasi keamanan Italia yang beberapa hari ini (dalam bulan Mei dan sebelumnya) hangat diisukan oleh ancaraman ISIS. Karena kami tidak membawa barang berbahaya, kami diperkenankan masuk.

Di dalam, kami berkeliling ke berbagai sudut. Di sudut utama. Lalu, samping. Bahkan di bagian depan yang dekat dengan altar. Hanya saja sudah dipisahkan, bagian dalam yang dipakai untuk misa, dan bagian luar yang disebut koridor. Pengunjung hanya bisa berkeliling ke bagian koridor ini. Bagian dalam yang berisi kursi umat sudah diberi tali pembatas. Sudah ada umat yang siap-siap untuk mengikuti misa saat kami masuk.

Kami sempat mengabadikan beberapa foto di bagian dalam dan luar gereja katedral ini. Gereja ini ramai dikunjungi. Pengunjungi memenuhi bukan saja bagian dalam gereja tetapi juga halaman gereja yang disebut piazza duomo itu. Kami berfoto di piazza ini. Di bagian lain dari piazza ini terdapat sekelompok orang yang sedang berjoget ria. Joget dengan musik Amerika Latin. Di bagian lain lagi ada pertunukkan sulap. Rupanya ini cara mendapatkan uang. Di akhir sulap, ada penawaran untuk sumbang mereka. Siapa yang mau silakan beri uang. Yang tidak mau, tidak dipaksa.

Setelah itu, kami balik lagi ke tempat semula. Karena kami sudah beli tiket, kami tinggal menunggu jadwal metro. Rupanya tidak lama menunggu. Metro lewat setiap 15 menit. Begitu datang, kami langsung naik. Tidak perlu repot-repot lagi karena dengan mudah kami menemukan petunjuk ke mana kami akan pergi. Saya tidak tahu persis jarak dari duomo ke porta venezia, tempat kami nongkrong itu. Dengan metro mudah dihafal. Hanya tiga stasiun dari duomo dan sebaliknya. Jadi tinggal diingat saja, perhentian ketiga, harus turun. (bersambung)

Salam dari Parma,

19/6/2015
Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.