Kembali dari Sikabaluan, Berlayar dengan Speed Boat
inilah model speed boat kami foto dokumen prinadi |
Hari Jumat, 10 Mei 2013, kami sarapan dengan
pastor. Setelahnya, saya dan Kornel, duduk nongkrong di luar kamar makan. Untuk
menghilangkan rasa bosan, kami membaca majalah tua di perpustakaan. Majalah tua
tetapi menarik. Ini sudah cukup bagi kami untuk membunuh kebosanan.
Setelahnya, kami pinjam motor dan berkeliling
di sekitar kawasan Sikabaluan. Wilayahnya tidak luas tetapi cukup bagus kalau
kami berkeliling untuk mengenal wilayahnya. Ada sekolah SD St Fransiskus di
samping pastoran. Kami melewati itu kemudian keluar ke jalan besar.
Mengelilingi kompleks rumah warga. Ada rumah panggung dan ada pula yang rumah
berlantai. Sebagian besar berpanggung sebab daerah ini rawan pasang. Jadi, ada
ruang tinggi di atas permukaan tanah jika terjadi pasang.
Kami juga sampai di pantai yang letaknya
dekat dari pastoran. Untuk ke sana kami ditemani oleh seorang adik SMP, kenalan
teman Kornel. Dia mengantar kami ke kantor camat, kantor puskesmas, sekolah SMP
negeri, dan juga tempat parkir speed boat
dan sampan warga. Pemandangan unik.
Selanjutnya, kami makan siang
bersama di susteran. Ini makanan terakhir di Sikabaluan ini. Makan
sampai kenyang. Operator boat dari Siberut juga sudah datang untuk men jemput
kami. Setelah makan, kami menuju tempat parkir boat. Namanya los sampan.
Rupanya ada sampan kecil dari pastoran
Siberut. Menggunakan
1 mesin 40 Pk untuk mendorongnya. Menurut teman saya, mesin dengan ukuran ini
termasuk ukuran besar. Ada mesin yang hanya 25 dan 15 Pk.
Kami menumpang boat ini dari muara. Untuk
sampai ke muara, kami berjalan sekiyar 400 m. Ada yang
diantar motor ada pula yang jalan kaki. Beruntunglah saya diantar. Kami yang
numpang 7 orang. Dua orang operator dan 5 penumpang. Ini petualangan seru dan pertama kali bagi saya.
Perjalanannya menarik. Hanya
dibatasi papan sampan dengan laut. Kami duduk berbaris-berdua-dua. Operator ada
di belakang. Barang bawaan kami ditumpuk di tengah. Di atasnya ada terpal agar
tidak basah kena hujan. Dua orang di depan barang dan 4 orang di belakang.
Perjalanan ini menyusur pinggiran
pulau. Pemandangan ke kiri lautan lepas. Ke kanan ada pulau
Siberut. Jadi, masih kelihatan daratan. Di pinggir pantai. Meski demikian bagi
saya ini perjalanan yang berisiko karena saya tidak bisa renang. Tetapi saya
berani saja sebab kalau saya mati yang lain juga mati. Begitu prinsip saya.
Dan perjalanan pun lancar. Di tengah
jalan kami kehujanan. Saya beruntung diberi jas hujan sama
operator. Wahhh ini keuntungannya. Saya tidak terlalu
basah. Perjalanan ini menghabiskan waktu 4 jam. (bersambung)
Siberut-Mentawai-Sumbar, 10/5/2013
Gordi
Sebelumnya:
Posting Komentar