Jadi
Tukang Ronda dalam Kereta
Memang malam hari, cocok untuk tidur
terlelap. Apalagi kalau terasa capek. Namun, ini ceritanya lain. Sebab, tidur
dalam kamar pribadi, dan di atas kasur empuk, beda dengan tidur di tempat tidur
dalam kereta. Oleng kereta atau getaran gesekan rel bisa mengganggu para
penumpang. Tak heran jika sebagian tak bisa tidur aman dan nyeyak.
Saat itulah saya dan teman saya, Primo,
menjadi tukang ronda malam (jam 3-5 dini hari). Kami menggantikan tugas dua
teman sebelumnya yang berjaga dari jam 1 sampai jam 3. Menjadi penjaga malam.
Bukan seperti tukang ronda di Indonesia, di Jakarta, dan Yogyakarta, yang
berjalan keliling kompleks dan menjaga situasi.
Tugas tukang ronda dalam kereta
sederhana saja. Paling-paling hanya berjalan dari ujung gerbong yang panjangnya
kira-kira 15-20 meter. Mengecek semua bagian. Kadang-kadang ada penumpang yang
minta air minum, minta selimut, atau minta-minta yang lainnya yang membuatnya
merasa nyaman dalam perjalanan ini. Tukang ronda mencari di mana di simpan
barang yang diminta tersebut. Sederhana tetapi pengorbanannya tinggi.
Rela tidak tidur demi menyamankan
suasana tidur penumpang lainnya. Saya ngantuk tetapi tidak boleh tidur. Teman
saya mau tidur tetapi tidak berhasil tidur nyenyak. Baginya, suasana malam ini
tidak nyaman untuk tidur. Makanya, dia bilang ke saya, dia tidak rugi dengan
tugas ronda ini. Lantas apakah saya rugi ? Tidak juga. Saya beruntung bisa
membantu seorang cewek yang meminta tangga agar bisa naik ke tingkat tiga di
bagian tempat tidur mereka. Mereka sebelumnya punya tangga tapi sudah
dipinjamkan ke kamar sebelah dan rupanya belum dikembalikan. Saya cek di kamar
sebelah, ada. Mohon izin sama pemilik kamar yang hampir semuanya tidur pulas,
kecuali satu yang masih terjaga. Selain itu, seorang nenek minta air minum dan
saya berikan segelas aqua.
Selama 2 jam tugas ini, saya tidur
menunduk di bangku. Kepala menunduk seperti padi. Mata, terpejam, namun tetap
terjaga. Beberapa kali harus berdiri karena ada petugas kereta yang lewat, ada
juga petugas ronda lainnya di gerbong sebelah yang lewat, ada nenek dan ibu
yang bangun dan pergi ke toilet untuk buang air. Kereta tetap berjalan. Kami,
petugas ronda, seperti kapten kereta dan petugas lainnya tetap terjaga agar
perjalanan ini tetap nyamann.
Jam 5 pagi, saya naik ke tingkat tiga
di kamar kami, ambil selimut lalu tidur. Dua teman berikutnya menggantikan
kami. Beruntunglah saya bisa tidur pulas hingga terjaga pada jam 7.20 menit.
Teman saya, Primo, juga bisa tidur pulas meski hanya 1,5 jam saja. Dia senang
karena bisa tidur nyenyak. Padahal sebelumnya, tidak berhasil tidur nyenyak.
Asyiknya jadi tukang ronda dalam
kereta. Tentang suasana lainnya juga dalam kereta akan saya ulas dalam bagian
berikutnya. Ikuti terus ya tulisan saya. (bersambung)
Parma,
14/8/2014
Gordi
Posting Komentar