Halloween party ideas 2015

Jadi Tukang Ronda dalam Kereta

orang sakit dengan kursi roda ikut ibadat jalan salib, Foto, Gordi


Masih tentang perjalanan. Khususnya lagi tentang suasana dalam kereta. Selain suasana persaudaraan, ada juga suasana lain. Salah satunya adalah suasana saat malam hari, kala kereta tetap melaju, dan sebagain penumpang yang adalah para peziarah terlelap.

Memang malam hari, cocok untuk tidur terlelap. Apalagi kalau terasa capek. Namun, ini ceritanya lain. Sebab, tidur dalam kamar pribadi, dan di atas kasur empuk, beda dengan tidur di tempat tidur dalam kereta. Oleng kereta atau getaran gesekan rel bisa mengganggu para penumpang. Tak heran jika sebagian tak bisa tidur aman dan nyeyak.

Saat itulah saya dan teman saya, Primo, menjadi tukang ronda malam (jam 3-5 dini hari). Kami menggantikan tugas dua teman sebelumnya yang berjaga dari jam 1 sampai jam 3. Menjadi penjaga malam. Bukan seperti tukang ronda di Indonesia, di Jakarta, dan Yogyakarta, yang berjalan keliling kompleks dan menjaga situasi.

Tugas tukang ronda dalam kereta sederhana saja. Paling-paling hanya berjalan dari ujung gerbong yang panjangnya kira-kira 15-20 meter. Mengecek semua bagian. Kadang-kadang ada penumpang yang minta air minum, minta selimut, atau minta-minta yang lainnya yang membuatnya merasa nyaman dalam perjalanan ini. Tukang ronda mencari di mana di simpan barang yang diminta tersebut. Sederhana tetapi pengorbanannya tinggi.

Rela tidak tidur demi menyamankan suasana tidur penumpang lainnya. Saya ngantuk tetapi tidak boleh tidur. Teman saya mau tidur tetapi tidak berhasil tidur nyenyak. Baginya, suasana malam ini tidak nyaman untuk tidur. Makanya, dia bilang ke saya, dia tidak rugi dengan tugas ronda ini. Lantas apakah saya rugi ? Tidak juga. Saya beruntung bisa membantu seorang cewek yang meminta tangga agar bisa naik ke tingkat tiga di bagian tempat tidur mereka. Mereka sebelumnya punya tangga tapi sudah dipinjamkan ke kamar sebelah dan rupanya belum dikembalikan. Saya cek di kamar sebelah, ada. Mohon izin sama pemilik kamar yang hampir semuanya tidur pulas, kecuali satu yang masih terjaga. Selain itu, seorang nenek minta air minum dan saya berikan segelas aqua.

Selama 2 jam tugas ini, saya tidur menunduk di bangku. Kepala menunduk seperti padi. Mata, terpejam, namun tetap terjaga. Beberapa kali harus berdiri karena ada petugas kereta yang lewat, ada juga petugas ronda lainnya di gerbong sebelah yang lewat, ada nenek dan ibu yang bangun dan pergi ke toilet untuk buang air. Kereta tetap berjalan. Kami, petugas ronda, seperti kapten kereta dan petugas lainnya tetap terjaga agar perjalanan ini tetap nyamann.

Jam 5 pagi, saya naik ke tingkat tiga di kamar kami, ambil selimut lalu tidur. Dua teman berikutnya menggantikan kami. Beruntunglah saya bisa tidur pulas hingga terjaga pada jam 7.20 menit. Teman saya, Primo, juga bisa tidur pulas meski hanya 1,5 jam saja. Dia senang karena bisa tidur nyenyak. Padahal sebelumnya, tidak berhasil tidur nyenyak.

Asyiknya jadi tukang ronda dalam kereta. Tentang suasana lainnya juga dalam kereta akan saya ulas dalam bagian berikutnya. Ikuti terus ya tulisan saya. (bersambung)

Parma, 14/8/2014

Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.