Halloween party ideas 2015

Dalam perjalanan ke Cina
Conforti nama anak itu. Anak yang mempunyai kehidupan unik. Keunikan ini rupanya melahirkan sebuah karya besar bagi gereja dan dunia. Dia melanjutkan mimpi Santo Fransiskus (1506-1552) yang ingin menjadi missionaris di Cina. Mimpi Fransiskus yang besar ini rupanya dilanjutkan oleh Conforti. Boleh dibilang, mimpi Conforti lahir dari mimpi Fransiskus. Mimpi yang melahirkan mimpi. Untuk mewujudkan mimpi ini, Conforti mendirikan sebuah kongregasi dengan nama Serikat Xaverian. Dalam bahasa Italia, bahasa asli kongregasi ini, disebut Missionari Saveriani atau dalam bahasa Inggrisnya Xaveran Missionaries. Di Indonesia namanya hanya ditulis Serikat Xaverian. 

Saya mengenal Conforti melalui anak-anaknya. Dari tahun 2003 sampai 2005, saya mengenal mereka. Satu orang Indonesia dan satu orang Italia. Mereka datang ke sekolah kami, SMAK St Ignatius Loyola Labuan Bajo, hampir setiap tahun. Saya penasaran dengan kedatangan mereka. Dari penasaran sampai ingin berdialog langsung. Dan, tahun 2005, saya mencoba ikut jejak mereka. Saya datang ke Jogya, ke rumah mereka. Dari sanalah saya mengenal Conforti.

Patung Santo Guido Maria Conforti
di rumah induk kota Parma
Sejak saat itu, saya membaca buku-buku tentang Conforti. Conforti lahir di desa Ravadesse, Casalora. Sebuah desa yang terletak sekitar 25 kilo meter dari jantung kota Parma. Di sanalah, Conforti lahir pada 30 Maret 1865. Ayahnya Rinaldo, seorang petani yang kaya. Punya lahan yang luas. Mamanya Antonia Adorni adalah seorang yang lemah lembut. Padanya, Conforti meminta izin untuk melanjutkan karya pendidikannya dan mewujudkan mimpinya menjadi pastor Katolik. Di hadapan mamanya, keinginan Conforti yang ditentang oleh bapaknya ini, menemukan jalannya.

Conforti pun pindah ke kota Parma untuk melanjutkan pendidikan. Dia tinggal dan dititipkan di keluarga Maini dan menyelesaikan sekolah dasarnya. Dalam masa pendidikan ini, dia sering mampir di gereja. Gereja ini terletak di pinggir jalan tempat dia lalui. Itulah sebabnya, dia singgah setiap hari di sana. Di sana, dia berdoa di hadapan salib Yesus. Yesus yang disalib inilah yang menjadi inspirator mimpi besarnya bagi gereja dan dunia. Yesus ini—bagi Conforti—adalah Dia yang berbicara banyak hal padanya. Selain bicara, Yesus ini baginya adalah Dia yang memandang Conforti dan Dia yang dipandang oleh Conforti. Dengan kata lain, Conforti memandang Yesus, dan Yesus memandang Conforti. Saling pandang.

Conforti pun masuk seminari dan menjadi pastor di Keuskupan Parma. Ditahbiskan pada 22 september 1888 saat dia masih berumur 23 tahun. Sebenarnya dia sudah selesai belajar Teologi satu tahun sebelumnya. Penahbisannya ditunda karena alasan kesehatan. Meski demikian, pada tahun 1887, Conforti sudah menjabat sebagai wakil rektor di seminari dan menjadi pengajar di seminari menengah. Perjalanan hidup Conforti pun bervariasi sampai dia mendirikan kongregasi Xaverian.

Dari wakil rektor menjadi uskup di Keuskupan Agung Ravenna, uskup di Keuskupan Parma dan pendiri kongregasi. Keinginannya mendirikan kongregasi dimulai saat dia membeli tanah dan mendirikan rumah pertama (pada 30 Maret 1893) untuk seminarinya di Borgo Leon d’Oro nomor 12, di jantung kota Parma. Ini nama jalan. Borgo atau Via atau Viale di Italia diterjemahkan sebagai jalan dalam bahasa Indonesia. Dua tahun kemudian pada 3 Desember 1895, pada peringatan Pesta Santo Fransiskus, Conforti membuka secara resmi kelahiran kongregasinya.

Meski Conforti sudah tampak jelas mengabdikan waktunya untuk kongregasi baru ini, Keuskupan rupanya tidak lepas begitu saja. Keuskupan Parma masih membutuhkan tenaganya. Dan, lebih dari Keuskupan Parma, Gereja Universal dan Gereja Italia membutuhkan tenaganya untuk menjadi pelayan. Untuk menjalankan tugas ini, Conforti diberi kesempatan untuk studi lanjut di Roma. Dan, pada 1896, dia menyelesaikan studi bidang Teologi di Roma. Pada tahun yang sama, tanggal 7 Maret, dia diangkat menjadi Vikaris Jenderal untuk Keuskupan Parma.

Dari Parma dia ke Ravenna. Salah satu kota seni di Italia. Pada 9 Juni 1902, dia resmi diangkat di Roma menjadi Uskup untuk Keuskupan Agung Ravenna. Dan, pada 5 Januari 1903, dia masuk Keuskupan Ravenna. Dia bekerja di sana tidak lama. Singkat saja yakni hampir 2 tahun. Pada 22 Oktober 1904, dia meninggalkan Ravenna. Tentu dengan alasan yang jelas yakni kesehatan. Dan, pada 6 Otober sebelumnya, dia meminta pada Paus Pius X (1835-1914) untuk mengundurkan diri dari tugas sebagai uskup di Keuskupan Ravenna. Dia kembali ke Parma dan tinggal di rumah dan kongregasi yang dia dirikan.

Conforti rupanya tidak tinggal untuk istirahat begitu saja. Tenaganya masih dibutuhkan oleh Gereja. Dia diangkat lagi menjadi uskup coadiutore pada 24 September 1907. Dengan jabatan uskup ini, dia bisa mengganti jabatan Uskupnya di Keuskupan Parma yakni Mgr. Magani. Dan, itu terjadi pada 12 Desember ketika Mgr. Magani meninggal. Conforti pun mengabdi sebagai Uskup di Keuskupan Parma sampai pada akhir hidupnya yakni 5 November 1931. Jadi, jabatan uskup ini dia emban selama lebih kurang 24 tahun.

Conforti dengan latar belakang gereja katedral
Keuskupan Parma
Pada saat yang sama, dia tidak lupa memerhatikan anak-anak asuhnya dalam Serikat Xaverian yang dia dirikan itu. Conforti memang tidak ingin meninggalkan begitu saja anak-anak yang dia didik untuk mewujudkan mimpinya ini. Tiga tahun sebelum kematiannya, dia mengunjungi anak-anak didiknya di Cina, yakni pada 19 September-28 Desember 1928. [Di Keuskupan Parma, Conforti membuat 4 kali kunjungan. Bahkan, dia sudah mulai mengadakan kunjungan kelima sesaat menjelang kepergiaanya.] Anak-anaknya berangkat ke Cina pada 4 Maret 1899 dan tiba tepat dua bulan kemudian. Ini adalah kelompok Xaverian pertama masuk Cina. Dan, saat ini anak-anak Conforti tersebar di 20 negara. Dari Eropa ke Amerika. Dari Asia ke Afrika.

Conforti meninggalkan jejak yang berarti bagi gereja dan dunia. Bagi Keuskupan Ravenna, Parma, dan juga untuk seluruh daerah misi Xaverian di seluruh dunia. Semangat (Karisma) Conforti pun menyebar ke seluruh dunia. Di beberapa daerah dan negara, ada orang yang terbantu melalui doa kepada Conforti. Dari sinilah lahir peristiwa yang dalam Gereja Katolik disebut mukjizat. Dari mukjizat ini, Conforti pun diusulkan menjadi orang suci atau santo dalam daftar santo Gereja Katolik. Dia secara resmi diangkat menjadi santo oleh Gereja Katolik pada 23 Oktober 2011 yang lalu melalui tangan Paus Benediktus XVI. Lima tahun sebelumnya, 17 Maret 1996, Conforti diberi gelar beato (orang yang berbahagia) melalui Paus Yohanes Paulus II di kota Roma. Sekarang panggilannya bukan Conforti lagi tetapi Santo Conforti. Nama lengkapnya Guido Maria Conforti.

Pengenalan saya akan Conforti melalui buku dan film ini dilanjutkan ketika saya diberi kesempatan untuk belajar di kota Parma ini. Semester kedua di tahun belajar bahasa, saya dan beberapa teman dari Kongo, Kamerun, dan Brasil diberi kesempatan untuk belajar dari Padre Ermano Ferro, SX. Dialah mengantar kami kepada pengetahuan yang luas tentang Conforti (1865-1931). Conforti memang sudah pergi tetapi dia meninggalkan banyak hal pada kita saat ini. Yang paling tampak adalah anak-anaknya, Xaverian, dan juga rumah induk Xaverian, yang dia dirikan, dan sekarang ditempati oleh anak-anaknya. Rumah ini terletak di kota Parma. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Parma, 11 April 2015
Gordi


Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.