kamar Conforti kecil |
Rasanya kurang puas
jika hanya melihat rumah peninggalan Conforti. Rumah orang tua Conforti pun
dikunjung. Bukan sekadar kunjung tapi kunjungan yang lahir dari rasa penasaran
dan ingin tahu. Kunjungan ini pun menjadi seru seperti fans klub Parma FC yang
bukan saja menonton pertandingan di TV di Indonesia tetapi datang langsung ke
stadion Tardini di kota Parma.
bagian lain dari kompleks rumah Conforti kecil |
tulisan di luar jendela kamar Conforti |
Dataran ini cocok
untuk ditanami berbagai tanaman unggulan. Ayah Conforti, Rinaldo pun
memanfaatkan kesempatan ini. Dia memang punya lahan luas dan besar.
Setelah keluar dari
wilayah kota Parma, kami memasuki kawasan pedesaan. Tak jauh dari rumah
Conforti, sudah tampak kompleks persawahan yang dulu jadi milik ayah Conforti.
Saat ini hanya bekasnya saja. Sebagian sudah diubah jadi kompleks pabrik.
Sebagian lagi jadi pusat listrik tenaga surya. Sebagian masih berbentuk sawah
seperti dulu. Sebagian lagi sudah ditanam pohon-pohon nan rindang. Sebagian
masih tampak seperti dulu. Misalnya, aliran air untuk persawahan. Aliran ini
sangat penting pada zaman itu. Dan, sampai saat ini, aliran yang dibuat
beberapa abad yang lalu itu masih bertahan. Aliran ini memang bukan saja untuk
daerah Emilia Romagna atau kota Parma tetapi untuk kota-kota lainnya.
Setelah melewati
kawasan ini, kami tiba di rumah Conforti. Tiga keluarga menerima kami dengan
ramah. Ada kakek dan ada cucu. Keluarga ini bersaudara, tiga saudara-saudari.
Mereka yang menempati rumah ini adalah pemilik keempat dari rumah Conforti ini.
Rumah ini memang dijual dari tangan ke tangan. Beberapa keluarga Conforti yang
masih ada di sekitar kota Parma pun tidak tinggal di rumah ini. Rumah yang
dijual dari tangan ke tangan ini tentunya tidak sesuai aslinya lagi. Namun, ada
satu bagian yang masih asli. Bagian ini tidak diubah. Itulah sebabnya kamar
tidur dan tempat tidur Conforti saat lahir masih ada sampai sekarang. Mereka
tidak mengubah sebagian kecil pun kamar ini.Tempat tidurnya masih layak
digunakan. Demikian juga kamarnya. Seorang anak dari keluarga ini menempati
kamar ini. Bagian rumah ini lah yang tidak diubah oleh keluarga Brescia ini.
keluarga Brescia—kami menyebutnya—karena mereka berasal dari kota Brescia.
Selain rumah itu, ada
dua rumah lain yang dibangun oleh keluarga ini. Mereka membangun lagi karena
mereka sendiri tidak mungkin tinggal dalam satu rumah saja. Jaraknya
berdekatan. Untunglah mereka tidak merombak rumah dan kamar tempat Conforti
lahir.
Kami dipersilakan
masuk oleh keluarga ini. Bukan saja melihat-lihat di ruang tamu tetapi
diizinkan masuk kamar Conforti yang sekarang jadi kamar anak muda ini. Kami
sempat berfoto-foto di sini. Buat kenang-kenangan. Saya membayangkan Conforti
kecil yang lahir dan menangis di kamar ini. Di sini dia bersama ibunya. Di sini
juga Conforti menangis dan meminta air susu ibunya. Dari sini pula Conforti
tumbuh dan mempunyai mimpi untuk menjadikan dunia satu keluarga.
Dari kamar ini, kami
pindah ke rumah sebelah. Di sana tinggal satu keluarga lagi. Di sana ada kapel (gereja
kecil) yang dibangun khusus untuk mengenang Conforti. Untuk tidak memperpanjang
tulisan, saya akan membahas bagian ini dalam tulisan berikutnya. Sampai jumpa.
(bersambung).
Parma, 11 April 2015
Gordi
Posting Komentar