Sudah saya singgung
sebelumnya tentang kapel atau gereja kecil ini. Kapel ini tentu saja dibangun
jauh di kemudian hari. Bukan pada zaman Conforti. Lagi pula, Conforti tinggal
di sini hanya saat kecil saja. Masa sekolahnya dia habiskan di kota Parma.
Jadi, Conforti kecil juga tidak lama tinggal di sini. Kapel ini bukan kapel
tempat Conforti berdoa setiap pergi dan pulang sekolah.
Padre Ermano
menjelaskan bahwa, kapel ini dibangun di kemudian hari. Tepatnya saat ada
keinginan dari keluarga Xaverian untuk melestarikan rumah asal Conforti ini. Keluarga
Xaverian semula ingin membeli kompleks rumah ini. Hitung-hitung agar tidak
hilang nilai sejarahnya. Juga, agar tetap ada relasi dengan rumah asal
Conforti. Namun, keluarga Brescia tidak menghendaki penjualan rumah ini. Mereka
tidak mau. Atau, mereka mau tetapi dengan biaya yang mahal. Keluarga Xaverian
tentu saja tidak sanggup membiayainya.
Keinginan untuk melestarikan rumah Conforti ini memang muncul sejak Conforti diproklamasikan jadi beato (1996), satu langkah menuju orang kudus alias santo. Saat itu, keluarga Xaverian memikirkan untuk membuat sesuatu agar relasi dengan rumah asli Conforti tetap ada. Melihat tidak adanya kemungkinan untuk membeli rumah, Xaverian pun ingin membangun rumah doa atau kaepl di dekat rumah ini. Kapel ini kiranya dimaksudkan untuk menampung para peziarah yang ingin melihat rumah tempat Conforti lahir. Menampung di sini bukan berarti ada ruang penampungan. Bukan. Menampung maksudnya kalau ada peziarah yang datang dan mau berdoa setelah melihat-lihat kompleks rumah Conforti ini, inilah tempatnya.
Kapel ini memang
dibangun persis menyatu dengan salah satu bagian rumah dari ketiga keluarga
bersaudara ini. Untung berada di pihak keluarga ini dan keluarga Xaverian.
Mereka mengizinkan sebagian dari kawasan rumah mereka untuk bangunan kecil ini.
mimpi keluarga Xaverian pun terwujud bersama keluarga ini.
Kapel ini memang kecil
tetapi dibangun sengan keinginan yang besar dan juga dengan semangat kerendahan
hati. Memang, Xaverian dengan rendah hati memohon kepada pemilik rumah ini. Dan,
Tuhan rupanya menjawab permohonan ini. Jadilah kapel ini dibangun. Kapel sederhana.
Betul-betul hanya untuk berdoa. Lebih dari berdoa, kapel ini sebagai rumah
untuk mengingat Santo Conforti (1865-1931).
Di dalam kapel ada
altar yang indah. Dibuat dengan karater seni yang bukan asal seni. Padre Ermano
menjelaskan bahwa, altar ini adalah tiruan dari altar di kapel awal keluarga
Xaverian. Maksudnya, kapel di rumah pertama untuk para Xaverian yang terletak di
pusat kota Parma, borgo leon d’Oro.
Jadi, bukan sembarang altar. Di bagian belakang altar, ada lukisan Santo
Conforti.
Sebagai tempat berdoa,
kapel ini tentu saja dilengkapi bangku dan kursi. Kami masuk di kapel ini hanya
sebentar. Padre Ermano menjelaskan semua yang perlu dijelaskan di kapel ini. Tidak
lama. Hanya dalam 15 menit kami sudah selesai.
Setelahnya, kami
singgah sebentar di rumah keluarga ini. Kami membawa sabotol anggur khas daerah
Udine. Lalu, kami minum dan makan la
torta dolce, kue tar. Bersama kami, ada cucu, keluarga kedua, dan ketiga.
Ada kakek dan nenek. Ada menantu dari keluarga ketiga. Jadilah kami seperti
satu keluarga lagi. Kakek ini bertanya tentang asal saya setelah dia bertanya
pada ketiga teman saya. Dia tahu, saya orang Asia. Hanya perlu tahu, negaranya
saja. Dia tidak heran dan sudah biasa dengan para peziarah dari Asia yang
datang ke kapel dan rumah Conforti ini. Seperti ketika dia melihat peziarah
dari Jepang dan Taiwan tahun 2011 yang lalu. Dia langsung tahu dari warna kulit.
Dari sini, kami
berangkat ke gereja tempat Conforti dibaptis. Conforti dibaptis tidak lama
setelah dia lahir. Pada hari yang sama. Jarak dari sini ke sana sekitar 5 kilo
meter. Dan, sampai jumpa di sana di tulisan berikutnya. (bersambung)
Parma, 11 April 2015
Gordi
Posting Komentar