Makan Malam Pertama di Rumah Retret Ini (6)
Makan malam pertama amat ramai. Belum saling kenal tapi sudah saling ribut. Yang
lainnya masih enggan bergabung. Yang sudah kenal mengambil posisi duduk di meja
yang sama. Apakah ini suasana retret yang sebenarnya?
Tentu
saja tidak. Ini malam pertama. Makan malam pembuka. Kami boleh ribut atau kami
ribut seperti makan malam biasanya. Kami belum diinstruksikan untuk makan dalam
suasana hening. Istilahnya retret belum dimulai secara resmi. Kami baru saja tiba dari tempat masing-masing dan baru
berkumpul di sini.
Kami tentu saja mulai
berkenalan ala kadarnya sambil makan. Tapi tentu saja mustahil bisa mengingat
semua nama yang diperkenalkan. Itulah sebabnya hanya perkenalan sepintas saja
di kamar makan ini.
Ada juga yang memilih
duduk dengan teman seasalnya, sekomunitasnya, sekotanya. Tentu untuk mereka
yang datang berombongan. Yang datang sendiri biasanya nyelip di kelompok yang
mungkin sendiri juga. Ini yang bagus tentu saja.
Tidak seperti kami yang datang berombongan dari Parma.
Kami duduk dengan satu rombongan dari Roma. Kami tentu saja sudah saling kenal
sebelum makan tadi. Mudah dihafal karena grup kami semuanya orang asing. Jadi
aneh karena kami tidak duduk dengan teman-teman Italia yang mayoritas itu.
Nanti saja. Nanti juga sudah saling kenal.
Makan malam pertama yang terkesan indah karena rupanya
akan berbeda dengan makan malam berikutnya yang penuh dengan suasana hening.
Malam ini memang tidak ada musik yang mengiringi. Cerita-cerita kamilah yang
jadi musik pengiringnya. Retret ini akan dibuka secara resmi pada pertemuan
pertama yang berlangsung setelah makan malam ini. Baca cerita berikutnya.
Bologna, 25/7/2015
Gordi
Posting Komentar