Halloween party ideas 2015

 


Terlelap adalah pengalaman menarik hari ini dan kemarin. Terlelap dalam perjalanan memang jadi kebiasaan saya. Tapi, terlelap dalam perjalanan ke Umphang bukanlah hal mudah.

 

Berjarak sekitar 165 km dari paroki, dan lebih dari 200o tikungan, bukanlah medan yang nyaman untuk terlelap. Alih-alih terlelap, medan itu membuat mabuk bukan kepalang. Jalur ini memang jadi jalur maut bagi pesakitan yang bepergian. Jalur ini cocok untuk mengukur sejauh mana tubuh dan pikiran kita sehat. Sebab, bagi sang sopir, ini tidak mudah. Butuh perhatian ekstra.

 

Dan, jika saya jadi sopir, jalur ini memang cocok untuk mengukur konsentrasi. Karena inilah, saya tidak pernah mabuk saat nyetir di jalur ini. Dua hari ini, perjalanan pergi dan pulang, teman saya yang nyetir. Musim hujan tentu mengasah kemampuan menyetir. Saya sudah beberapa kali hampir terpeleset, karena lupa menggunakan gigi 4x4 di jalanan licin. Pengalaman itu membuat saya ikut berlatih. Tidak saja, bagaimana menggunakannya, juga membiasakannya. Dan, setelah itu, bagaimana membiasakan diri melaju di jalanan licin dengan gigi biasa 2x4.

 

Setelah berkali-kali mencoba, kini sudah pada taraf lancar. Meski sesekali terpeleset juga. Teman saya sudah pada taraf jauh lebih lancar dari saya yang baru tiba 2 tahun lalu di sini. Karena lancar, saya pun tidak khawatir kala ia menyetir. Kepadanya, saya percayakan kelancaran perjalanan ini. Dan, saya pun dengan percaya diri, terlelap.

 

Begitu tiba di Umphang kemarin, saya terbangun dengan semangat baru. Tak terasa oleng di banyak tikungan. Demikian juga hari ini, dengan durasi lelap lebih lama. Saya terbangun saat mobil melaju di jalanan rusak yang sedang diperbaiki. Deru mesin dan getaran amat terasa. Sebab, berjalan di atas tanah dan kerikil. Dari sana, sisa 45 menit sampai paroki.

 

Betapa nyamannya terlelap dalam perjalanan. Tapi, kiranya lebih nyaman terlelap dalam pelukan Tuhan. Mungkin tidak terlihat, tapi saya yakin, Tuhan juga ikut menyertai perjalanan kami. terlelap yang saya rasakan tak lain tak bukan, adalah berasal dari-Nya. Terima kasih Tuhan, untuk terlelap yang boleh saya rasakan dari-Mu.

 

KM 48, 26/9/22

GA-BK

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.