gambar, archive.kaskus.co.id |
Malu
Bertanya, Jalan Terus. Begitu komentar seorang mahasiswa baru di kota
Yogyakarta. Ini tidak lazim. Orang sudah tahu pepatah, malu bertanya sesat di
jalan. Memang demikianlah kenyataannya. Malu bertanya sesat di jalan. Dari mana
lagi orang ini menciptakan pepatah baru ini?
Malu
bertanya, jalan terus. Ada benarnya juga. Tidak bertanya maka mau tak mau ikuti
ssaja jalan yang ada. jadinya berjalan tanpa tujuan yang pasti. Tidak berhenti
untuk bertanya. Tidak tahu juga arah yang mau dituju.
Tetapi
kalau jalan terus gara-gara malu bertanya jadi aneh. Apakah itu hanya manuver
supaya tidak dibilang tersesat? Apakah itu mau menampilkan bahwa dia percaya
diri? Dia tahu jalan? Dia tidak perlu bertanya?
Mungkin
juga demikian. Tetapi bagaimana pun dia mesti bertanya, mencari tahu kalau
tidak tahu. Memang kelihatannya tidak terjadi apa-apa kalau berjalan terus.
Tetapi kalau jalan tanpa tujuan yang pasti itu aneh. Kecuali kalau memang dia
sekadar berjalan mengenal lingkungan. Itu bisa dilakukan tanpa arah yang pasti.
Tetapi kalau jalan dengan membawa tujuan tertentu sebaiknya ikuti arah yang
tepat.
Saya tetap
yakin dengan pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Mungkin saja dia bisa
berjalan terus. Tetapi jalannya itu bisa menyimpang dari arah yang mau dicapai.
Ah…ini
orang mau lucu. Menciptakan pepatah yang bikin terkeco. Malu bertanya jalan
terus. Tetapi itulah yang dibuat oleh sekelompok kawan baru. Dengan berjalan
terus mereka banyak tahu daerah baru. Tetapi tetap tidak bisa mengikuti arah
yang ditentukan sebelumnya.
------------------------------------------
*dari postingan saya di kompasiana
PA,
5/9/2012
Gordi Afri
Posting Komentar