Halloween party ideas 2015


Gara-gara Canello Sakit

gambar dari google
Judul tulisan ini seperti tidak ada kaitan dengan pengalaman perjalanan. Tetapi, sebelum mengatakan tidak lebih baik kita baca ulasan berikut ini. Penulis tidak sembarang memasukkan tulisan ini ke blog jejak-jejak perjalanan.

Kami baru saja memelihara anjing. Ada 2 ekor. Anjing pemberian seorang sahabat. Kami senang memelihara anjing meski merepotkan.

Senang karena makanan sisa tidak dibuang begitu saja. Dikumpulkan lalu diberikan pada anjing. Termasuk tulang daging yang dimakan setiap hari. Belum tentu ya ada tulang. Tetapi paling tidak, dalam seminggu ada tulang yang dikumpulkan.

Tetapi memelihara anjing itu merepotkan. Sering gonggong. Ini yang bikin takut calon pencuri. Dalam hal ini biar repot tetapi ada manfaatnya juga. Tanaman di samping rumah rusak. Karena, anjing suka buat lubang di tanah. Sampah berserakan. Ini terjadi pada awal karena mereka suka menarik-narik plastik sampah yang ditampung di tempat khusus di belakang rumah. Dan kerepotan lainnya.

Suatu hari, tiba-tiba satu dari dua anjing kami sakit. tidak mau makan. Tidak bisa gonggong. Tidak bisa berlari-lari. Lemas karena tidak makan. Nah, kami harus mencari solusinya. Mau beri obat tetapi tidak tahu obat apa. Mau dibawa ke apotek, tidak jelas juga. Belum tentu ada dokter yang menangani hewan di apotek umum seperti yang ada di kota Yogyakarta.

Ada kabar angin, di UGM, ada tempat perawatan anjing. Banyak orang membawa anjingnya ke sana. ada karyawan kami yang berkomentar kabar angin itu benar. Ada temannya yang pernah mengusulkan kepadanya kalau anjing sakit parah bawa saja ke UGM. Ada apa di sana? tempat pemeliharaan seperti apakah itu?

Saya dan seorang karyawan langsung menuju ke sana pada Rabu, 3 April yang lalu. Kami bawa seekor anjing kami. Masukkan dalam mobil. Untung dia tidak berontak. Dia duduk saja di jok belakang mobil.

Masuk kawasan UGM. Saya suruh karyawan untuk bertanya pada orang-orang di pinggir jalan mengenai tempat perawatan anjing itu. Saya yang menyetir sehingga tidak bisa sekaligus sambil tanya. Kalau kepepet ya bisa. Tetapi, ada teman ya suruh teman saja. Daripada diam-diam saja di mobil.

Orang itu memberi informasi, di UGM ada RS hewan. Kebetulan tidak jauh dari tempat kami bertanya. Lalu kami menuju tempat yang dituju yakni Rumah Sakit Hewan Prof. Soeparwi. Letaknya di Jl Yacaranda, Sekip Unit II, Yogyakarta 55281.

Woao....uniknya juga yah. Ada RS khusus hewan. Saya kaget. Kami masuk di gerbang yang salah. Kami masuk di samping RS. Rupanya itu gerbang khusus untuk masuk Fakultas Kedokteran Hewan. Untunglah petugas parkir mengarahkan kami ke sebelah. Di sana ada RSH. RSH dan gedung kuliaah FKH memang satu unit.

Saya parkir mobil. Teman saya membopong aning ke dala. Saya masuk dan mendaftar di loket. Setelahnya disuruh tunggu beberapa saat. Kami duduk di bangku tunggu.

Kami bertemu banyak orang di sini. Ada yang bawa kucing, kelinci, anjing, juga ada yang unik, bawa burung hantu. Yang bawa burung ini kebetulan duduk dis amping kami. Dua orang cewek. Mereka membawa satu kotak seperti kotak kue tar. Ternyata di dalamnya ada burung hantu kecil. Wah kaget lagi saya. Saya tanya, dapat dari mana. Mereka beli.

Tak lama kemudian, saya dipanggil. Kami diarahkan menuju ruang pemeriksaan. Kami bawa anjing. Anjing kami ditimbang berat badannya. Beratnya 11,5 kg. Kemudian, saya menjelaskan semua keluhan dan kondisi anjing kami yang bernama Canello. Dokter dan beberapa perawat mendengar lalu melanjutkan dengan membuat pemeriksaan.

Dokter, mungkin mahasiswa kedokteran atau dokter muda, memeriksa suhunya. Suhu agak turun, katanya. Kondisi anjing memang agak lemas. Banyak caplak juga. Caplak itu adalah kutu anjing. Dokter menulis semua riwayat sakit anjing kami. Kemudian, dia memberi suntikan. Dia lalu menulis resep. Menurut dia, anjing ini bisa dirawat di rumah. Tetapi, bisa juga dirawat inap. Keduanya bisa dibuat. Tidak apa-apa. Kami memilih, rawat di rumah saja. Sebab, biayanya mahal kalau rawat inap.

Pemeriksaan selesai. Kami menunggu resep obatnya. Teman saya membawa anjing keluar. Saya menunggu di dalam. Saya memerhatikan para penyuka hewan yang mengunjungi RSH ini. Mereka membawa hewan peliharaan masing-masing. Ada yang sakit, pemeriksaan kesehatan, dan sebagainya.

Nama saya dipanggil. Saya membayar resep. Kemudian, mengambil obat di bagian apotek. Setelahnya kami pulanng. Mahal juga bayarnya, Rp. 72.500. ada 3 jenis obat yang diberikan. Obat anti biotik, tambah darah, dan penangkal penyakit caplak/kutu anjing. Diminum 1x sehari, ada yangs ebelum dan ada yang sesudah makan. Bagaimana kondisinya setelah minum obat ini? (bersambung)

PA, 7/413
Gordi

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.