FOTO, isole24ore.com |
Kami
masuk ke ruang tunggu. Ketiga teman kami rupanya sudah masuk. Koper-koper sudah
dibawa semua. Saat kami berdua tiba, mereka sedang mengecek ruang check-in. Belum mulai check-in. Mereka membereskan koper-koper
mereka. Beberapa koper diberi pengaman seperti plastik berlapis. Ini untuk
menghindari pencuri membuka-buka koper-koper ini. Tidak mahal bayarnya. Hanya
10-15 euro. Bahkan ada yang 5 euro. Tergantung dari besarnya koper. Tentu kalau
dirupiahkan jadi mahal. Tapi, untuk harga euro, jumlah ini terjangkau. Lebih
baik habiskan 5-10 euro asal keamanan terjamin.
Kami
menunggu di ruang tunggu. Saya membantu menjaga beberapa koper. Sambil
menunggu, kami membuatkan beberapa foto kenagan di sini. Satu di antara kami,
tidak kembali lagi ke Italia. Dia bekerja di Burundi-Afrika. Dua lagi kembali
ke Italia. Mereka bekerja di Italia. Rupanya bukan kami saja yang berfoto.
Banyak orang membuat foto di tempat ini. Sekadar kenangan. Bahkan, ada yang foto
di dekat papan iklan bergambar artis terkenal.
Ketiga
teman kami siap-siap untuk check-in. Rupanya
waktu check-in cukup lama. Jauh sebelum
keberangkatan. Dipastikan bahwa tidak ada yang terlambat seperti pelayanan di
kantor check-in maskapi Lion Air di Indonesia. Di sini, jauh
sebelum keberangkatan, semua penumpang sudah siap. Teman kami pun siap-siap
menuju ruang tunggu bagian dalam. Kami berdua juga siap-siap untuk kembali. Kami
bersalaman sebelum berpisah. Kami mengantar kedua teman kami yang ke Afrika
lebih dulu. Kami berhenti tepat di pintu masuk ruang tunggu bagian dalam. Lalu,
kami mengantar teman kami yang ke Meksiko. Kami pun bergegas kembali ke Parma.
Rupanya
teman saya yang orang Desio ini mau singgah di rumahnya. Saya dengan senang
hati mengikutinya. Dia memang sudah memberitahukan bahwa, kami akan makan malam
di rumahnya. Dan, memang kami kembali dari Malpensa lalu ke rumahnya. Dalam perjalanan
pulang inilah saya melihat sedikit kota Milan. Hanya beberapa bagiannya saja
yang kami lewati. Tentu saya ingin melihat pusat kotanya. Juga bagian
terkenalnya seperti gereja katedral yang katanya sebagai ikon kota Milan. Namun,
lain kali saja. Kami lanjutkan perjalanan ke kota kecil, Desio atau tepatnya
Briansolo.
Kota
ini adalah bagian dari kota Milan. Seperti bagian-bagian kecil, Pulo Mas,
Cempaka Putih atau Pulo Gadung-nya Jakarta. Nah, Desio adalah bagian kecil dari
Milan. Dan, Briansolo adalah bagian kecil di dalam kota Desio. Di situlah teman
saya ini lahir dan bertumbuh. Seperti apakah sambutan keluarga teman saya ini?
Menu apakah yang akan kami santap? Lanjut di cerita berikutnya. (bersambung)
Parma, 14/5/15
Gordi
Baru pertamakali berkunjung ke blog Mas :)
BalasHapusMas Ryan M, terima kasih banyak sudah mampir,
BalasHapussalam