TANGISAN CINTA NAN ABADI
Tangisan boleh jadi tanda sedih. Namun, tangisan juga bisa jadi tanda
cinta. Dengan cinta, tangisan itu menjadi sesuatu yang membahagiakan. Dalam sedih,
tangisan menjadi sesuatu yang normal.
Tangisan cinta itulah yang
terjadi pada Selasa siang di Bandara Komodo. Seperti biasanya, Mama saya selalu
menangis setiap kali bepergian jauh seperti ini. Bukan saja untuk saya tetapi
juga untuk anak-anaknya yang lain. Tangisan itu tetap sama yakni tangisan
cinta.
Dengan tangisan itu, Mama
ingin mengatakan bahwa dia mencintai kami, dia mencintai saya. Jarak boleh
berjauhan, tetapi cinta itu tetap abadi selamanya. Dan, hari ini cinta itu
muncul dalam bentuk tangisan.
Sambil menenangkan Mama yang
menangis, saya memeluknya dengan erat. Anggota keluarga yang lain beserta
sahabat yang menantar saya pun satu per satu berpamitan. Pagi ini benar-benar
menjadi perpisahan bagi kami. Dan, sebelum berpisah, kami semua bercerita
bersama dalam nada gembira.
Kegembiraan itu muncul di
wajah beberapa sahabat yang datang. Saya tidak menduga, mantan orang penting di
kota Labuan Bajo pun datang. Dia memang kenal bapak saya tetapi bukan saya. Dan,
pertemuan dengannya terjadi pada Misa syukur di kampung beberapa waktu lalu. Saat
itulah, saya melihatnya sebagai orang besar yang ingat kampung halaman. Ia tahu,
ia jadi besar karena dukungan dari kampungnya. Dan, kini ia akan pensiun dan
tetap ingat akan kampungnya.
Tanpa menafsir terlalu jauh,
saya menduga ia seakan-akan mengajari saya untuk mencintai kampung halaman. Dalam
perjalanan dari penginapan ke bandara, dia bercerita banyak tentang
tugas-tugasnya. Sambil menyetir sendiri mobil Kijang LGX-nya, dia membagikan
pengalaman menjadi pemimpin di tingkat provinsi dan beberapa kabupaten di NTT. Dari
sini, saya duga, dia memang banyak pengalaman. Dan, meski banyak berkecimpung
dalam tugas luar kota, dia tetap ingat kampung halamannya.
Seperti dia, saya pun akan
meninggalkan kampung halaman ini. Satu jam sebelum pesawat NAM Air tiba, saya
masuk bandara. Dan, setelah menunggu dalam waktu yang ditentukan, pesawat pun
datang. Maskapi ini datang tepat waktu. Saya pun pamit dalam hati kepada tanah
tumpah darah ini. Jumpa lagi pada liburan mendatang.
Maligaya, 8/12/17
Gordi SX
Posting Komentar