Halloween party ideas 2015

JADI BURONAN DI BALI

Bali

Buronan selalu akan dicari-cari. Itulah sebabnya status sebagai buronan itu melelahkan. Dalam kelelahan, ada tingkat keterkenalan. Buron dengan demikian akan menjadi terkenal.

Di Bali, saya hampir menjadi buronan. Saya memang mesti transit selama 5 jam. Tiba dari Labuan Bajo pukul 12.45 WITA dan baru akan berangkat ke Yogyakarta pukul 17.45. Totalnya 5 jam. Saya pun merencanakan dan memutuskan untuk singgah di rumah teman saya.

Sebelum keluar dari Bandara Internasional Ngurah Rai, saya cek di pusat informasi. Dari sana, saya tahu bahwa, asal sudah check-in, keluar bandara tidak apa-apa. Petugas di bandara mengatakan bahwa untuk NAM Air tidak ada masalah. Asal tepat waktu saat masuk pesawat nanti.

Saya memang sudah check-in di Labuan Bajo. Menurut petugas di sini, sebelum keluar bandara di Bali nanti, mesti lapor petugas, “Siapa tahu ada perubahan jadwal,” sambungnya.

Saya kira ada benarnya juga. Hanya saja, di Bali tidak ada petugas yang menginformasikan perubahan ini alias ikut jadwal yang tertera saja. Inilah yang membuat saya tanpa ragu keluar bandara daripada menunggu 5 jam di bandara.

Setelah menunggu beberapa waktu, teman saya datang menjemput. Kami sama-sama ke rumahnya. Lalu lintas masih lancar. Belum lama sampai di rumah, hujan turun. Hujan biasanya membuat tubuh menjadi lapar.

Dalam cuaca yang dingin, tubuh membutuhkan banyak makanan. Dan, kami memang melakukannya. Setelah menu makan siang, ada jeda sebentar, lalu berlanjut dengan makan makanan ringan sore hari.

Pukul 5 sore, kami berangkat ke bandara. Menurut kami, waktu 45 menit cukup untuk sampai bandara. Rupanya tidak pas. Dengan lalu lintas yang padat pada sore itu, laju kendaraan pun makin lambat. Dan, saya tiba di bandara hampir terlambat.

Dari pintu pertama, saya lihat di monitor jadwal NAM Air ke Jogyakarta. Tertulis Panggilan Terakhir dengan berkedip berwarna merah. Saya pun segera masuk dan melewati beberapa pintu berikutnya. Alhamdulilah, sesampainya di pintu gerbang NAM Air, petugas memanggil-manggil nama saya. Melihat saya berlari, mereka langsung menjemput dan memotong kertas check-in lalu mengantar ke pesawat.

Dalam kekalutan itu, saya tidak menggubris beberapa panggilan yang ada di hp saya. Saya benar-benar menjadi penumpang terakhir di pesawat ini. Saya cek sebentar hp saya. Ada beberapa panggilan masuk via whatsapp dan panggilan telepon biasa. Ada nomor hp dan ada nomor lokal Bali. Saya pikir sejenak, janga-jangan ada yang salah dengan saya.

Tanpa mau memikirkannya lebih lanjut, saya mematikan hp. Sabuk pengaman dikencangkan dan mulai beristirahat sembari pramugari memeragakan cara-cara penyelamatan dalam pesawat. Dalam keadaan capek, saya mendengar suaranya. Lalu, saya tidur dan sampai jumpa di Jogja nanti.

Maligaya, 8/12/17

Gordi SX

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.