JANGAN MEMBAWA EMAS
Hari keberangkatan makin mendekat. Persiapan mesti akan rampung. Koper dan
tas akan dipenuhi. Saat-saat itulah saya menemukan Sabda Yesus.
Sabda ini cukup familiar
namun kadang diabaikan. Boleh jadi bagi para pelancong akan sangat bermanfaat. Entah
mereka sadar atau tidak. Boleh jadi juga mereka sadar tetapi tidak mau menengok
pada sumber kata-kata itu.
Perlengkapan saya tidak
banyak. Hanya ada 2 koper dan 1 tas pinggang. Koper 1 berukuran sedang dan 1
kecil. Yang sedang dimasukkan ke bagasi dan yang sedang di kabin pesawat. Semua
yang berharga seperti komputer dan kamera saku, dimasukkan ke koper kecil. Yang
lainnya seperti pakaian, di dalam koper besar.
Persiapan perjalanan rupanya
membawa saya pada Yesus. Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk hidup
sederhana. Kesederhanaan ini juga mesti nyata dalam perjalanan kerasulan
mereka. Saat berjumpa orang-orang, sapalah mereka. Itu perintah Yesus.
Begitu sederhananya
sampai-sampai pakaian dan perlengkapan perjalanan pun sederhana. Kata Yesus, “Janganlah kamu membawa bekal dalam
perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya.” (Mat 10:10).
Maksud Sabda ini tentu saja
adalah hidup sederhana. Lebih dari sederhana, Yesus ingin agar para murid hanya
menggantungkan hidupnya pada Allah, pada Penyelenggaraan Ilahi. Toh, Allah
sendiri yang menyediakan makanan bagi mereka, yang menyediakan pakaian bagi
mereka. Maka, tugas mereka hanya satu, laksanakan yang Ia perintahkan, dan
bukan yang mereka mau.
Dengan semangat
kesederhanaan, saya juga menyiapkan koper saya. Saya sudah berjanji pada diri
saya agar 2 koper ini cukup. Satu sebagai ganti tas kabin. Dan, alhamdulilah
perlengkapan saya pas di 2 koper ini. Tidak perlu tambahan tas kecil lagi.
Saya memang hanya membawa
yang perlu saja. Pakaian tentu saja cukup. Perlengkapan lain tidak perlu. Toh,
saya bisa beli di tempat tinggal saya yang baru. Pakaian pun demikian. Di mana-mana
ada.
Buku bacaan dan buku doa juga
tidak saya bawa. Saya bisa membelinya nanti di tempat yang baru. Juga karena
saya akan berkomunikasi dengan bahasa yang baru sehingga lebih baik beli buku
dalam bahasa setempat. Apalagi buku-buku sekarang ada yang dalam bentuk
elektronik. Kitab Suci dan Buku Doa dalam bahasa Italia pun sudah saya masukkan
di hp saya. Maka, tidak perlu lagi membawa buku manual.
Inilah pengalaman kesederhanaan
dalam persiapan perjalanan. Terima kasih Yesus atas pelajaran kesederhanaan
yang kamu berikan untuk kami.
Quezon City, 15/12/17
Gordi SX
Posting Komentar