Halloween party ideas 2015

UNDANGAN YANG MENGGEMA
 
Kami tidak sempat foto bersama, saya pasang gambar Salak dari pixabayfree ini
Perkenalan tanpa perjumpaan langsung kiranya belum lengkap. Namun, perjumpaan tanpa didahului perkenalan rasanya mendadak. Keduanya mesti lengkap agar bisa menjadi pertemuan yang mengharukan.

Inilah yang saya alami di kota Jogja. Setelah kejutan di Kaliurang kemarin, kini kejutan kedua muncul. Keluarga saya mengundang saya ke rumah mereka. Masih di sekitar Kaliurang, tepatnya di Turi.

Undangan ini sebenarnya sudah lama. Saat masih di Pekanbaru, kemudian ke Flores, undangan itu sudah menggema. “Datanglah ke rumah kakak,” demikian inti undangan itu. Singkat, padat, dan penuh perhatian.

Saya sebenarnya kenal dengan Kakak saya ini melalui facebook. Maklum, sama-sama merantau sehingga jarang bertemu di kampung. Saya kenal keluarganya dan dia mengenal keluarga saya. Tetapi—tidak seperti keluarga kami—kami sebenarnya belum pernah bertemu.

Melalui facebook-lah pertemuan itu bermula. Saya sengaja selipkan agenda pertemuan ini selama persinggahan di Jogja. Dan, sykurlah hari pertama dan kedua di Jogja, saya isi dengan perjumpaan ini.

Undangan ini rupanya menjadi nyata. Siang hari, saya dijemput Kakak saya ini. Kemudian kami ke rumahnya. Di sinilah pusat Salak khas Jogjakarta. Sayang, karena hujan, kami belum bisa menikmati salak ini.

Seperti Salak yang memuaskan, pertemuan kami sungguh memuaskan. Kami berbagi banyak cerita: di kampung, pengalaman perantauan, dan sebagainya. Cerita ini menjadi bagian dari serpihan pengalaman kami. Meski baru pertama kali, perjumpaan ini seperti sudah ke sekian kali saja. Ini karena pengalaman kami rupanya cukup banyak untuk disambung dengan perjumpaan ini.

Saya merasa bersyukur pada Tuhan atas perjumpaan ini. Andai di facebook tidak saling sapa, pertemuan ini tidak terjadi. Andai di facebook tidak saling berbagi, cerita dan pengalaman kami tidak berkaitan.

Setelah istirahat semalam di rumah ini, esok harinya saya kembali ke Jogja. Perjumpaan ini sungguh membekas bagi saya. Dalam perjalanan pulang—dalam mobil—saya berangan-angan agar suatu saat bisa kembali ke rumah Kakak saya ini.

Untuk keluarga Kak Dina, saya ucapkan Terima Kasih atas banyak hal. Keramahan yang saya terima, kesediaan untuk menjemput dan mengantar kembali, serta berbagai cerita yang dibagikan. Indahnya kekeluargaan yang terus dipererat di mana saja kita berada.

Salam kekeluargaan.

Quezon City, 11/12/17

Gordi SX

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.