Halloween party ideas 2015

mendaki jalan berasalju
Lago Santo atau danau yang kudus atau danau yang suci, the holy lake. Demikian kalau diterjemahkan secara harfiah. Apa benar ada danau yang kudus? Atau mengapa danau ini disebut kudus? Atau apakah danau lain tidak kudus? Pertanyaan ini boleh saja diajukan sebagai bentuk pencarian. 

Kudus memang bukan kata asing bagi kita. Kata ini sering kita gunakan, sering kita sebut. Kata ini boleh dibilang salah sata kata yang sering diucap dalam keseharian kita. Namun, karena sering diucap bukan berarti kita sepenuhnya memahami arti kata itu. Kata kudus memang bisa kita pahami setelah kita mempraktikkannya dalam hidup. Mempraktikkan kata? Membingungkan! Tidak apa-apa. Kebingungan menjadi awal untuk bertanya.

Saya juga bertanya-tanya tentang nama danau ini ketika kami mengunjunginya pada Kamis, 24 April yang lalu. Bertanya saja tidak cukup. Mesti mencari tahu. Itulah sebabnya saya mau melihat dari dekat, seperti apakah danau ini.

foto bersama setelah melewati pendakian
Perjalanannya cukup panjang. Letaknya saja di gunung dengan ketinggian 1.507 meter di atas permukaan laut. Kami ke sana dengan 2 mobil selama 3 jam perjalanan. Mendaki gunung lalu berjalan kaki sambil mendaki sejauh 1-2 kilo meter. Danau ini terletak di luar kota Parma, di provinsi dari Parma atau di daerah Corniglio. Provinsi maksudnya daerah di luar kota.

Setelah melewati perjalanan yang berliku di balik gunung, kami tiba di perbatasan jalan aspal. Di situ, kami memarkir mobil. Lalu, berjalan kaki ke gunung, melewati jalan berliku dan bersalju. Capek tentu saja namun menantang untuk melihat sampai tujuan. Kala kami melewati pendakian ini, kami tiba dengan lega di atas gunung, namun bukan puncak tertinggi. Tak apa-apa. Kami berhenti sebentar dan berfoto.
pemandangan danau

Dari sini, kami menuju satu rumah, di mana ada meja dan kursi juga halaman luas di salah satu sisi danau. Kami menyimpan semua tas dan perlengkapan makan serta makanan di sini. Dari satu sisi ini saja, kami sudah berhasil melihat indahnya danau dengan luas 81.550 m2  dan kedalaman 22,5 meter ini. Danau itu kelihatan biru saat kami mencoba menengok dari sisi lain. Cuaca cerah mulai muncul setelah kami merasakan dinginnya pegunungan. Saat yang tepat untuk mengambil foto. 
pemandangan danau
Luasnya danau ini membuat kami ingin melihat dari berbagai sisinya. Namun perjalanannya tidak gampang. Keinginan saja tidak cukup, mesti ada pengorbanan. Pengorbanan melewati gumpalan salju untuk menikmati keindahan yang tiada tara. Saya dengan sepatu kets dan bukan sepatu untuk salju berhasil melewati rintangan salju dan mengabdikan beberapa foto di atas danau ini. Demikian juga saat saya mengitari seluruh sisi danau ini.
saljuuuuu

di pinggir danau
Lalu mengapa di sebut danau yang kudus? Sejarahnya panjang dan muncul pada abad 16. Initinya disebut kudus karena di danau ini ada ketenagan, cocok untuk berdoa. Dan memang ada kelompok doa yang datang ke sini hanya untuk berdoa. Selain itu, danau ini juga menjadi tempat mencari solusi untuk permasalahan di antara dua penguasa di Italy pada zaman itu.

Solusi ini bukan ilham atau misteri tapi solusi yang nyata. Kedua penguasa itu datang ke sini dan menyelesaikan persoalan mereka. Bertahun-tahun sebelumnya mereka mencoba menyelesaikan masalah itu namun tak kunjung berhasil. Di sinilah tempat yang tepat bagi mereka untuk membuat keputusan akhir sebagai penyelsaian masalah.


Danau ini memang cocok untuk tempat membuang penat, tempat rekreasi. Ada rumah nyaman sebagai tempat perlindungan, tempat teduh yang dibuat pada abad 19-20. Perencanaan awalnya muncul sejak 1882 oleh Giovanni Mariotti, il sindaco, wali kota di Parma pada zaman itu. Pada 1935, bangunan yang sudah jadi itu didedikasikan untuk sang wali kota.

hampir di tengah danau

foto di dekat tanda kenangan

petunjuk 

pemandangan dari lain sisi
Nama ‘santo’ juga terkait dengan benda kudus lain yakni salib. Di puncak gunung ini ada salib. Salib menjadi bagian dari benda rohani, benda kudus. Saya dan teman-teman tidak berhasil menyusuri jalan ke puncak ini. Ada yang mencoba naik tetapi belum berhasil menemukan salib itu. Butuh perjuangan lagi, rupanya. Maklum, kami juga tidak memakai sepatu untuk salju.

Tetapi, kami menemukan satu tanda, seperti satu batu kenangan untuk seseorang yang namanya tertera di situ. Saya tidak sempat mencatat namanya. Hanya saya mengabdikan fotonya. Boleh jadi orang ini mengalami kecelakaan di sini. Tanda ini sebagai kenangan akan arwahnya.

Lago santo memang menjadi tempat yang bisa membuat orang memikirkan hal yang kudus. Betapa indahnya alam ini. Dan tentunya diciptakan oleh Dia yang adalah kudus. Karena indahnya para pengunjung juga diajak untuk melestarikan keindahan ini. Tidak boleh membuang sampah sembarangan. Tempat sampah sudah tersedia di sana. Juga dilarang untuk membuat keributan demi menjaga ketengan makhluk hidup lain yang ada di situ. Ada binatang juga burung-burung yang bersiul merdu. Menjaga alam adalah bagian dari kiat kekudusan.

Salam dari Lago Santo.

Parma, 8/5/2014

Gordi









Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.