Jalan-jalan di Kota Padang
Jembatan Siti Nurbaya, foto oleh wiserzl |
Tetapi saya tetap ingin jalan-jalan mengelilingi kota
Padang. Saya mau lihat jembatan Siti Nurbaya yang terkenal itu. Juga pelabuhan
Teluk Bayur yang terkenal dalam roman masa lalu. Dua tempat ini hanya contoh
saja. Ada juga tempat lainnya.
Impian ini akhirnya terwujud pada Selasa, 14 Mei 2013. Saya
tiba pagi hari, pukul 6 WIB di Padang. Semalaman mengarungi lautan dari Mentawai.
Saya tidak punya teman di Padang untuk jalan-jalan. Tetapi saya nekat untuk
keliling kota Padang. Saya mencari informasi di google map. Namun saya tidak
melanjutkan karena ada pesan dari teman di Mentawai. Dia punya teman di Padang.
Dia juga sudah menghubunginya untuk menemani saya jalan-jalan di kota Padang. Saya
pun bertemu dia dan kami jalan-jalan.
Saya pakai motor Revo-Merah dari rumah kami. Lalu menuju
daerah kosnya di kawasan pantai. Saya lupa nama daerahnya. Dari situ kami berjalan.
Ada taman budaya. Lalu kami ke jembatan Siti Nurbaya. Saya pikir jembatan ini
besar. Ternyata kecil dan berupa jembatan layang saja. Tetapi, menurut teman
saya di Padang, di sini banyak orang berkumpul jika malam hari. Jembatan ini
memang punya daya tarik. Namanya saja sudah termasyur di novel tua. Saya hanya
berhenti sebentar di sini.
Lalu, kami ke pelabuhan Teluk Bayur. Rupanya pelabuhan
ini cukup besar. Namanya termasyur juga di novel. Di sini orang menyebutnya
pelabuhan Bungus. Entahkah ada alasannya. Teman saya juga tidak bisa
menjelaskan nama ini. Dia hanya tahu, ini pelabuhan Bungus. Dan dia tahu juga
yang dimaksud Pelabuhan Teluk Bayur adalah pelabuhan Bungus ini.
Saya tidak mengabdikan gambar kedua tempat ini karena
tidak ada kamera. Seperti perjalanan tanpa arti. Tetapi bagi saya perjalanan
ini menarik dan berarti bagi saya. Saya mengenal tempat bersejarah bukan saja
dari novel tetapi juga bisa melihatnya secara langsung. Selain itu, saya juga
bisa berkenalan dan bercerita dengan sahabat saya di Padang.
Dari sini, kami juga sempat melewati gedung Gereja Katedral
Padang dan beberapa sekolah swasta Katolik di kota ini. Di sini masyarakatnya
mayoritas Muslim tetapi ternyata orang Katolik juga punya fasilitas pendidikan
dan kesehatan untuk umum. Sebut saja namanya RS Yos Sudarso, Padang dan sekolah
yang bernaung di bawah Yayasan Prayoga.
Sore hari, saya kembali ke rumah. Sebelumnya kami
mencetak foto untuk teman saya di Mentawai. Foto ini akan dikirim ke sana oleh
sahabat saya di Padang. Sambil menunggu cetakan itu kami mampir di warung
makan. Menikmati Soto Ayam ala Padang. Uenak......
Esok harinya saya kembali ke Jakarta. Bagaimana menariknya
perjalanan ke Jakarta ini? Lihat kisahnya. (bersambung)
Padang, 14/5/13
Gordi
Sebelumnya:
Posting Komentar